Strategi Pemerintah dalam Mengendalikan Inflasi: Tinjauan Kebijakan Moneter dan Fiskal

Inflasi, momok menakutkan yang menghantui setiap negara, tak terkecuali Indonesia. Kenaikan harga barang dan jasa secara umum ini mampu menggerus daya beli masyarakat, menghambat investasi, dan pada akhirnya menggoyahkan sendi-sendi perekonomian. Pemerintah, sebagai nahkoda perekonomian, memegang peranan krusial dalam mengendalikan inflasi agar tetap berada di level yang sehat. Berbagai strategi pun dijalankan, baik melalui kebijakan moneter maupun fiskal, untuk meredam gejolak inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi.

Kebijakan Moneter: Menjaga Inflasi dari Sisi Uang Beredar

Bank Indonesia (BI), sebagai otoritas moneter, memiliki senjata ampuh untuk mengendalikan inflasi, yaitu kebijakan moneter. Salah satu instrumen utama yang digunakan adalah suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Dengan menaikkan BI7DRR, BI dapat mengerem laju inflasi. Kenaikan suku bunga ini akan membuat masyarakat cenderung menyimpan uangnya di bank, sehingga peredaran uang di masyarakat berkurang. Berkurangnya uang beredar akan menekan permintaan terhadap barang dan jasa, yang pada akhirnya akan meredam kenaikan harga.

Selain suku bunga, BI juga dapat mengendalikan inflasi melalui kebijakan makroprudensial. Kebijakan ini ditujukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dengan mengatur likuiditas dan kredit perbankan. Misalnya, BI dapat mengatur rasio Loan to Value (LTV) untuk kredit properti atau kendaraan bermotor. Dengan menaikkan LTV, masyarakat diharuskan membayar uang muka lebih besar, sehingga permintaan kredit dan potensi inflasi dapat ditekan.

Kebijakan Fiskal: Mengatur Anggaran untuk Menjaga Stabilitas

Pemerintah, melalui kebijakan fiskal, juga memiliki peran penting dalam mengendalikan inflasi. Kebijakan ini berkaitan dengan pengaturan pendapatan dan belanja negara. Salah satu instrumen fiskal yang ampuh adalah subsidi. Pemerintah dapat memberikan subsidi untuk barang-barang kebutuhan pokok, seperti bahan bakar minyak (BBM) atau sembako, untuk meredam dampak kenaikan harga di pasar global. Dengan subsidi, harga barang-barang tersebut dapat dijaga agar tetap terjangkau oleh masyarakat, sehingga inflasi dapat terkendali.

Selain subsidi, pemerintah juga dapat mengendalikan inflasi melalui belanja negara. Pemerintah dapat mengoptimalkan belanja negara untuk program-program yang produktif dan berdampak langsung pada masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur atau program bantuan sosial. Program-program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan daya beli masyarakat, sehingga dapat mengimbangi tekanan inflasi.

Kebijakan moneter dan fiskal merupakan dua sisi mata uang yang saling melengkapi dalam mengendalikan inflasi. Kebijakan moneter yang dijalankan oleh BI berfokus pada pengendalian jumlah uang beredar, sementara kebijakan fiskal yang dijalankan oleh pemerintah berfokus pada pengaturan pendapatan dan belanja negara. Sinergi yang kuat antara kedua kebijakan ini menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas harga dan menciptakan iklim ekonomi yang kondusif. Dengan strategi yang tepat dan terukur, inflasi dapat dikendalikan, dan Indonesia dapat terus melaju menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.