Teknik-teknik dalam Konseling REBT untuk Meningkatkan Resiliensi Akademik Peserta Didik

Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa teknik yang dapat digunakan dalam konseling REBT (Rational Emotive Behavior Therapy) untuk meningkatkan resiliensi akademik peserta didik. Resiliensi akademik adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi tantangan akademik dan tetap berkinerja baik meskipun menghadapi tekanan dan stres. 1. Identifikasi dan Reframing Pikiran Irrasional Teknik pertama yang dapat digunakan dalam konseling REBT adalah mengidentifikasi dan merestrukturisasi pikiran irrasional yang mungkin menghambat resiliensi akademik peserta didik. Dalam konseling, peserta didik diajarkan untuk mengenali pikiran-pikiran negatif atau irrasional yang muncul saat menghadapi tekanan akademik, seperti "Saya tidak mampu" atau "Saya selalu gagal". Kemudian, mereka diajarkan untuk menggantikan pikiran-pikiran tersebut dengan pikiran yang lebih rasional dan positif, seperti "Saya bisa belajar dan berkembang" atau "Kegagalan adalah bagian dari proses belajar". 2. Mengembangkan Keterampilan Mengatasi Stres Teknik kedua yang dapat digunakan adalah mengembangkan keterampilan mengatasi stres. Peserta didik diajarkan untuk mengenali tanda-tanda stres dan mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi stres tersebut. Beberapa strategi yang dapat diajarkan meliputi teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam-dalam atau meditasi, serta mengatur waktu dan mengorganisir tugas dengan baik untuk mengurangi tekanan akademik. 3. Membangun Dukungan Sosial Teknik ketiga adalah membangun dukungan sosial. Peserta didik diajarkan untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau guru ketika menghadapi tantangan akademik. Dukungan sosial dapat membantu mengurangi stres dan memberikan motivasi dan dorongan yang diperlukan untuk tetap berkinerja baik. Selain itu, peserta didik juga diajarkan untuk menjadi bagian dari komunitas akademik yang positif dan saling mendukung. 4. Mengubah Pola Pikir Negatif Teknik terakhir yang dapat digunakan adalah mengubah pola pikir negatif. Peserta didik diajarkan untuk mengenali pola pikir negatif yang mungkin menghambat resiliensi akademik, seperti pemikiran "Saya tidak berbakat" atau "Saya tidak bisa". Mereka kemudian diajarkan untuk menggantikan pola pikir negatif tersebut dengan pola pikir yang lebih positif dan membangun, seperti "Saya memiliki potensi untuk belajar dan berkembang" atau "Saya bisa mencapai tujuan saya dengan usaha dan ketekunan". Dalam konseling REBT, teknik-teknik ini dapat digunakan secara individual atau dalam kelompok sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dengan menerapkan teknik-teknik ini, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan resiliensi akademik mereka dan menghadapi tantangan akademik dengan lebih baik. Referensi: - Ellis, A. (1994). Reason and emotion in psychotherapy. Carol Publishing Group. - Dryden, W., & Neenan, M. (2004). Rational emotive behaviour therapy: Theoretical developments. Routledge.