Kisah Lia dan Sila: Menghadapi Bullying dengan Keberania

Lia dan Sila, dua adik perempuan dari keluarga Argantara dan Veranda, mengalami kejadian yang menakutkan di sekolah mereka. Mereka diserang oleh para pembully yang membuat mereka takut untuk pergi ke sekolah lagi. Argantara, ayah mereka, memutuskan untuk mengambil tindakan tegas untuk melindungi putri-putrinya. Ia memanggil enam putri lainnya untuk membujuk Lia dan Sila agar kembali ke sekolah. Namun, Lia dan Sila tetap menolak dan terus menangis. Keesokan harinya, Lia dan Sila pergi ke sekolah tetapi kali ini mereka didampingi oleh bodyguard yang dipesan oleh ayah mereka. Saat berpapasan dengan para pembully, Lia dan Sila tidak gentar dan mengatai mereka. Para bodyguard tertawa kecil karena keberanian Lia dan Sila. Setelah pulang sekolah, Lia dan Sila dijemput oleh bodyguard mereka dan dipayungi karena panas. Saat sudah sampai di mobil, Lia menerima telepon dari Shani, kakak tertua mereka. Shani meminta Lia dan Sila untuk pergi ke kantor ayah mereka. Lia meminta supir pribadinya untuk mengantarkan mereka ke sana. Saat tiba di kantor milik ayah mereka, Lia dan Sila langsung dibawa ke ruangan milik Argantara. Namun, saat ingin masuk, Lia dan Sila hampir jatuh karena kaki mereka terlingkar. Shani berhasil menahan mereka dan membawa mereka duduk di kursi dekatnya. Lia dan Sila ingin bermanja pada Shani karena merasa aman dan didukung. Mereka tahu bahwa mereka tidak perlu takut lagi karena ayah mereka dan kakak mereka selalu ada untuk melindungi mereka. Meskipun mereka masih takut pergi ke sekolah, mereka tahu bahwa mereka tidak akan pernah sendirian dalam menghadapi tantangan hidup. Lia dan Sila belajar untuk menghadapi bullying dengan keberanian dan dukungan dari keluarga mereka. Mereka tahu bahwa mereka kuat dan mampu mengatasi segala rintangan yang ada di depan mereka.