Mengenal Istishab dan Istihsan: Dua Prinsip Penting dalam Hukum Islam **

Istishab Istishab adalah sebuah prinsip dalam hukum Islam yang menyatakan bahwa suatu keadaan yang telah terjadi sebelumnya akan terus berlaku sampai ada bukti yang kuat yang menunjukkan sebaliknya. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa sesuatu yang telah terjadi cenderung akan terus terjadi, kecuali ada bukti yang meyakinkan bahwa hal tersebut telah berubah. Contoh sederhana dari Istishab adalah jika seseorang telah berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, maka diasumsikan bahwa ia tetap berpuasa sampai ada bukti yang menunjukkan bahwa ia telah batal puasanya. Istihsan Istihsan adalah prinsip dalam hukum Islam yang memungkinkan seorang hakim untuk memilih hukum yang lebih baik atau lebih adil dalam suatu kasus, meskipun hukum tersebut tidak secara eksplisit disebutkan dalam teks hukum. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa hukum Islam bertujuan untuk mencapai keadilan dan kebaikan, dan hakim dapat menggunakan akal sehatnya untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh dari Istihsan adalah jika seorang hakim menghadapi kasus di mana seorang wanita hamil yang akan melahirkan dalam waktu dekat harus melakukan perjalanan jauh untuk menunaikan ibadah haji. Dalam kasus ini, hakim dapat menggunakan Istihsan untuk mengizinkan wanita tersebut menunda ibadah haji sampai setelah melahirkan, meskipun hukum yang berlaku secara umum menyatakan bahwa setiap orang yang mampu harus menunaikan ibadah haji. Perbedaan Istishab dan Istihsan Perbedaan utama antara Istishab dan Istihsan adalah bahwa Istishab didasarkan pada asumsi bahwa sesuatu yang telah terjadi akan terus berlaku, sedangkan Istihsan didasarkan pada asumsi bahwa hukum Islam bertujuan untuk mencapai keadilan dan kebaikan. Istishab lebih bersifat mempertahankan status quo, sedangkan Istihsan lebih bersifat fleksibel dan adaptif. Kesimpulan** Istishab dan Istihsan adalah dua prinsip penting dalam hukum Islam yang membantu para hakim dalam mengambil keputusan yang adil dan bijaksana. Prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa hukum Islam bukanlah sistem yang kaku dan statis, tetapi sistem yang dinamis dan adaptif yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.