Ria dan Siasat Cantik Menghadapi Rasa Kangen **
** Senja mulai merayap, menyapa langit dengan warna jingga lembut. Di kamarnya yang nyaman, Ria, si bungsu dari keluarga Natio, terlelap dalam mimpi. Namun, saat matanya terbuka, sebuah rasa rindu menggerogoti hatinya. Shani, kakak tertuanya, tak terlihat di mana-mana. Ria mencari ke sana kemari, namun Shani tak kunjung ditemukan. Air mata mulai bercucur, membasahi pipinya yang chubby. Tangisannya yang pilu terdengar oleh Gracia dan Indah, kakak-kakaknya yang berada di lantai bawah. Dengan sigap, Gracia berlari menaiki tangga menuju kamar Ria. Melihat adik bungsunya menangis, Gracia langsung memeluk Ria erat. "Ada apa, sayang? Kenapa kamu menangis?" tanya Gracia lembut. "Kak Shani mana? Ria kangen Kak Shani," jawab Ria dengan suara bergetar. Indah, yang mendengar tangisan Ria, langsung berlari keluar untuk mencari Shani. Gracia, yang melihat Ria masih terisak, punya ide. "Ria, bagaimana kalau kita pura-pura ngambek ke Kak Shani? Biar dia cepat-cepat pulang," usul Gracia. Ria, yang masih sedih, setuju dengan ide Gracia. Tak lama kemudian, Shani muncul di ambang pintu, diikuti oleh Indah. Ria, dengan wajah cemberut, langsung berteriak, "Kak Shani jahat! Kak Shani ninggalin Ria!" Shani, yang melihat Ria menangis, merasa tak tega. "Maaf, Ria. Kakak tadi lagi main sama teman-teman. Kakak lupa kalau Ria kangen," jawab Shani sambil mengelus kepala Ria. Melihat Shani yang menyesal, hati Ria luluh. Ia pun memaafkan Shani dan memeluknya erat. Shani, yang lega karena Ria sudah memaafkannya, langsung menggendong Ria dan membawanya ke taman. Di sana, ternyata sudah ada teman-temannya yang sedang menunggu. Ria, yang awalnya sedih, kini tersenyum lebar. Ia senang karena bisa bermain bersama teman-teman Shani. Hari itu, Ria belajar bahwa meskipun rindu, ia bisa mengatasi rasa sedihnya dengan cara yang kreatif dan menyenangkan.