Ajaran Euthyches dan Bahayany

Euthyches adalah seorang teolog Kristen yang hidup pada abad ke-5 Masehi. Ia dikenal karena ajarannya yang kontroversial yang dikenal sebagai monofisitisme. Dalam artikel ini, kita akan membahas ajaran Euthyches dan mengungkapkan bahayanya bagi gereja dan kepercayaan Kristen. Monofisitisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa dalam diri Yesus Kristus, hanya ada satu sifat, yaitu sifat ilahi. Menurut Euthyches, sifat manusia Yesus telah "terserap" oleh sifat ilahi-Nya, sehingga tidak ada lagi dua sifat yang terpisah dalam diri-Nya. Ajaran ini bertentangan dengan ajaran gereja yang telah mapan, yang menyatakan bahwa Yesus memiliki dua sifat, yaitu sifat ilahi dan sifat manusia, yang terpisah namun tidak tercampur. Ajaran Euthyches ini sangat berbahaya karena menghilangkan sifat manusia Yesus. Jika kita mengabaikan sifat manusia-Nya, kita juga mengabaikan penebusan dosa yang dilakukan-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib. Yesus yang manusia adalah yang menderita dan mati bagi dosa-dosa kita. Jika kita mengabaikan sifat manusia-Nya, kita juga mengabaikan pentingnya penebusan dosa dan keselamatan yang diberikan-Nya kepada umat manusia. Selain itu, ajaran Euthyches juga mengancam kepercayaan Kristen yang telah mapan selama berabad-abad. Gereja telah mengajarkan bahwa Yesus adalah sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah sejak awal. Ajaran Euthyches mencoba mengubah pandangan ini dan menggantinya dengan pandangan yang bertentangan dengan ajaran gereja yang telah mapan. Dalam menghadapi ajaran Euthyches, gereja harus tetap teguh pada kebenaran yang telah diajarkan sejak awal. Kita harus memahami bahwa Yesus adalah sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah, dan bahwa kedua sifat ini tidak dapat dipisahkan atau dihilangkan. Kita harus menghormati dan menghargai kedua sifat ini dalam diri Yesus Kristus. Dalam kesimpulan, ajaran Euthyches adalah ajaran yang berbahaya bagi gereja dan kepercayaan Kristen. Mengabaikan sifat manusia Yesus menghilangkan pentingnya penebusan dosa dan mengancam kepercayaan Kristen yang telah mapan selama berabad-abad. Gereja harus tetap teguh pada kebenaran yang telah diajarkan sejak awal dan menghormati kedua sifat Yesus, yaitu sifat ilahi dan sifat manusia.