Sayembara Calon Suami Putri Raden

Pada zaman bingen di kerajaan Singsika Sriwijaya yang termasuk wilayah tepian Sungai, terdapat seorang raja yang bernama Rajo Raden Mas dan putrinya yang bernama Puteri Raden Ayu. Suatu hari, Raja dan Putri sedang santai di taman kerajaan. Raja pun mempertanyakan mengenai keinginan Puteri Raden yang belum menikah. "Putri Raden, sudah waktunya Putri menikah. Umurmu sudah 19 tahun. Ayah butuh penerus untuk tahta kerajaan ini," kata Raja dengan sedikit memaksa. "Ampun Ayahanda... Hamba belum siap untuk menikah saat ini. Hamba masih ingin menjaga Ayah," jawab Putri dengan rendah hati. "Hmmm...!! Ayah belum tua, Ayah masih memiliki banyak pelayan untuk menjaga Ayah," ujar Raja dengan sedikit memaksa. "Bagaimana jika Ayahanda mengadakan sayembara untuk menemukan calon suamiku?" lanjut Raja. "Terserah Ayahanda, Hamba akan patuh," jawab Putri pasrah. Raja pun merencanakan sayembara untuk mencari calon suami Putri dengan cara mengadakan panggilan kepada panglima kerajaan. "Yang Mulia Raja... Ada apa kiranya hamba dipanggil menghadap. Apa ada kekhawatiran di hati Raja?" tanya panglima penasaran. "Hmmm... Panglima, kau buat sayembara untuk mencari calon suami Putri Raden!" kata Raja. "Ampun Yang Mulia... Sayembara seperti apa yang Yang Mulia maksud?" tanya panglima penasaran. Seketika, Raja Raden Mas berdiri dan berjalan mondar-mandir. "Panglima...!!! Mulai besok perintahkan para pelayan untuk menyiapkan 7 jenis makanan ini. Pempek, lakso, burgo, raget, Sri Kayo, Dadar Jiwo, dan samo gulo puan. Jika salah satu peserta sayembara dapat menyebutkan bahan-bahan makanan tersebut dengan benar, dia berhak menikahi Putri dan menjadi pewaris tahtaku," jelas Raja. "Baik Yang Mulia. Saya segera melaksanakannya..." jawab panglima. Kabar mengenai sayembara untuk mencari calon suami Putri Raden pun disebar ke seluruh belahan dunia. Seorang pangeran dari negeri seberang pun mendengar kabar tersebut. Pangeran tersebut bernama Kiagus. Pangeran Kiagus segera datang ke Kerajaan Singsika Sriwijaya untuk mengikuti sayembara. Setibanya di kerajaan, Pangeran Kiagus memperkenalkan diri pada panglima kerajaan dan menyatakan keinginannya untuk mengikuti sayembara. "Panglima... Saya Pangeran Kiagus dari negeri seberang. Saya ingin mengikuti sayembara," kata Pangeran dengan penuh semangat. "Silakan Pangeran..." jawab panglima. Namun, Pangeran Kiagus kecewa karena salah satu jenis makanan yang tidak asing lagi di lidahnya, yaitu Sri Kayo, tidak ada dalam sayembara tersebut. Pangeran merasa kecewa karena ia sangat menyukai makanan tersebut.