Dampak Positif Reshuffle Kabinet Terhadap Pasar dan Persepsi Publik

Reshuffle kabinet kedua yang diumumkan oleh Presiden Jokowi telah menimbulkan beragam respons dari publik. Meskipun demikian, reaksi pasar menunjukkan sinyal yang positif. Pada penutupan perdagangan kemarin, Rupiah menguat 38 poin atau 0,29% menjadi 13.137 per dolar AS. Ini merupakan perubahan yang menggembirakan setelah sebelumnya mengalami koreksi 33 poin. Bank Indonesia juga menetapkan kurs tengah di level Rp13.130 per dolar AS, yang merupakan kenaikan dari perdagangan sebelumnya. Hal ini memberikan indikasi yang baik, karena adanya kekecewaan terkait pergantian Anies Baswedan dan Ignasius Jonan dari posisi menteri. Namun, bukan karena penggantinya dinilai kurang kompeten, tetapi mungkin karena keduanya dianggap telah berprestasi. Pendidikan dasar dan menengah juga mengalami pembenahan yang signifikan, begitu juga dengan sektor perhubungan yang bergairah dengan pembangunan bandara dan pelabuhan baru (Koran Sinar Indonesia Baru, 28 Juli 2016). Reshuffle kabinet ini juga menunjukkan peran politik yang kuat dari Presiden Jokowi. Seperti yang sudah diduga sebelumnya, dua partai baru, yaitu PAN dan Partai Golkar, mendapatkan jatah kursi menteri. Selain itu, penunjukkan menteri dari unsur Muhammadiyah di Kementerian Pendidikan juga menambah basis kekuatan politik dan sosial. Dari sisi ini, susunan kabinet menjadi lebih kuat dan sekaligus membuktikan posisi Jokowi sebagai "panglima politik". Meskipun reshuffle kabinet ini masih menunggu harapan penuh dari rakyat, namun kehadiran perubahan ini memberikan dampak positif terhadap pasar dan persepsi publik (Suara Merdeka, 28 Juli 2016). Dengan pengumuman reshuffle kabinet kedua ini, diharapkan adanya manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada pasar, tetapi juga memberikan keyakinan baru terhadap kekuatan politik dan perubahan yang terjadi di dalam pemerintahan.