Perkembangan Kecerdasan Buatan dalam Industri Medis

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menjadi takinologi yang mengubah permainan dalam berbagai industri, termasuk industri medis. Di Indonesia, era kecerdasan buatan telah membawa perubahan signifikan dalam pengembangan teknologi yang bahkan telah menjadi pembicaraan konversasional di kalangan bisnis. Dalam upaya untuk menargetkan penetrasi pasar yang besar di Indonesia, dengan populasi pengguna internet mencapai 213 juta orang atau 77% dari total populasi, kecerdasan buatan telah menjadi alasan utama untuk memperkuat pasar Indonesia yang sedang berkembang. Salah satu sektor yang merasakan dampak dari kecerdasan buatan adalah industri medis. Teknologi ini telah merevolusi cara diagnosis medis dilakukan dan mengurangi ketergantungan pada manual yang terikat pada faktor-faktor manusia seperti produktivitas, waktu kerja, stamina, dan faktor-faktor lainnya. Seorang peneliti di bidang teknologi, Dr. Farhad Holmes, telah mengembangkan kecerdasan buatan yang dapat memberikan diagnosis medis dan mendeteksi patogen di mulut manusia. Dalam upaya untuk mengembangkan produk ini, Dr. Holmes bekerja sama dengan PT Abcit Gig! Sejahtera dalam bentuk kemitraan yang disebut PT Gig Siri Indonesia. Dalam pengembangan bisnisnya, Dr. Holmes berhasil meluncurkan produk bernama GiglAl yang telah mendapatkan perhatian besar di pasar. Dengan strategi pemasaran dan bisnis yang tepat, produk ini berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar Rp1.000.000.000,- dalam kuartal pertama tahun 2023. Melihat potensi yang masih ada di pasar Indonesia, Dr. Holmes memiliki rencana pengembangan lanjutan untuk GiglAl, termasuk pengembangan perangkat keras dan fitur kecerdasan buatan tambahan dengan investasi sebesar $500.000. Berdasarkan kasus di atas, dibuatlah kontrak kerja sama untuk pengembangan GiglAl. Peserta harus menambahkan nama dan detail fiktif lainnya yang relevan dalam kontrak tersebut, dengan memperhatikan aspek rasional dan yuridis.