Penyesalan Sebuah Botol

Dahulu botol seperti diriku adalah jenis yang langka dan tidak sembarangan orang mampu menyentuhnya. Aku tinggal bersama para pejabat kerajaan dan bahkan disentuh oleh baginda raja yang bijak saat makan malam tiba. Aku ceritakan pula pengalaman terbaik selama di dalam kerajaan kepada botol yang tidak bernasib baik. Ya, mereka hanya tinggal di dapur menemani para koki kerajaan untuk memasak makanan. Kenyamanan dan fasilitas yang ada membuat aku lupa diri dan sombong kepada kawan-kawan sesama botol. Hingga akhirnya kesombongan itu harus berakhir ketika isi minuman dalam tubuhku habis. Sang Raja memerintahkan kepada pengawal untuk membuangnya karena dianggap tidak lagi berguna. Tibalah di suatu tempat gelap kemudian pengawal kerajaan membiarkan botol berharga ini menempati tempat kotor bernama tempat sampah. Tak sampai di situ, aku menjadi bahan permainan bagi anak kecil hingga terguling dan masuk ke dalam aliran sungai. Tak ada seorang pun yang mau mendengar teriakan kesedihan ini. Aku sangat menyesal karena telah sombong di hadapan teman-teman kala itu. Padahal lihatlah mereka, meskipun hanya tinggal di dapur, tetapi hingga kini masih tinggal di kerajaan yang mulia. Pada akhir cerita si Botol hanyut semakin menjauh dan tidak pernah terlihat lagi keberadaannya hingga kini. Simpulan isi teks cerita inspiratif: Cerita ini mengajarkan kita tentang pentingnya rendah hati dan tidak sombong terhadap orang lain. Meskipun kita memiliki kelebihan atau keistimewaan tertentu, itu tidak berarti kita lebih baik daripada orang lain. Kita harus menghargai dan menghormati setiap individu, tanpa memandang status atau posisi mereka. Karena pada akhirnya, kesombongan hanya akan membawa penyesalan dan kesendirian.