Perlunya Aturan Penerapan Pidana Khusus dalam UU Tindak Pidana Korupsi

Pada artikel ini, kita akan membahas perlunya aturan penerapan pidana khusus dalam Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (UU TPK). Meskipun ancaman pidana minimal-khusus telah dicantumkan dalam perumusan delik, namun tidak disertai dengan aturan penerapannya secara khusus. Hal ini merupakan suatu penyimpangan dari sistem pemidanaan induk dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Sebagai subsistem dari keseluruhan sistem pemidanaan, pencantuman ancaman pidana hanya merupakan langkah awal. Untuk dapat diterapkan, harus ada aturan pemidanaan yang jelas terlebih dahulu. Namun, aturan penerapan pidana yang ada saat ini diatur dalam "aturan umum" KUHP sebagai sistem induk. Semua aturan pemidanaan dalam KUHP berorientasi pada sistem maksimal, bukan pada sistem minimal.

Oleh karena itu, apabila UU di luar KUHP seperti UU TPK akan menyimpang dari sistem umum KUHP, maka seharusnya UU tersebut juga membuat aturan penerapan pidana khusus sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 103 KUHP. Dengan demikian, keberadaan aturan penerapan pidana khusus dalam UU TPK akan memberikan kejelasan dan kepastian hukum dalam penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi.

Dalam konteks ini, penting untuk mencatat bahwa aturan penerapan pidana khusus haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku. Aturan tersebut harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat kerugian negara, tingkat korupsi yang dilakukan, serta pertimbangan lain yang relevan. Dengan adanya aturan penerapan pidana khusus, penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

Selain itu, aturan penerapan pidana khusus juga akan memberikan sinyal kuat kepada masyarakat bahwa negara serius dalam memberantas korupsi. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penegak hukum dan mengurangi tingkat korupsi secara keseluruhan. Dengan adanya aturan penerapan pidana khusus, pelaku tindak pidana korupsi akan merasa terancam dan berpikir dua kali sebelum melakukan tindakan korupsi.

Dalam kesimpulan, perlunya aturan penerapan pidana khusus dalam UU TPK sangatlah penting. Pencantuman ancaman pidana minimal-khusus dalam perumusan delik saja tidak cukup. Diperlukan aturan penerapan pidana khusus yang jelas dan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku. Dengan adanya aturan ini, penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi dapat menjadi lebih efektif dan efisien, serta memberikan sinyal kuat kepada masyarakat bahwa negara serius dalam memberantas korupsi.