Peluang dan Tantangan Investasi di Industri Tekstil Indonesi

Industri tekstil di Indonesia saat ini menghadapi persaingan yang ketat, terutama dengan produk tekstil dari China yang dijual dengan harga lebih murah. Hal ini disebabkan oleh faktor overproduction di China dan kebijakan politik yang tersembunyi. Namun, investor yang berkarakter Milk-seeker yakin bahwa perusahaan tekstil yang dimiliki oleh orang Indonesia dapat tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan besar. Investor tersebut percaya bahwa pemerintah akan membantu mengembangkan usaha bisnis tekstil tersebut melalui berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan. Jika pemerintah tidak mendukung bisnis tekstil dalam negeri, maka kampanye pemerintah terhadap produk dalam negeri tidak akan terwujud. Namun, investor juga menyadari bahwa pemerintah memiliki beban berat lainnya yang dapat mempengaruhi kebijakan yang akan dibuat. Kondisi mikro dan makro ekonomi sering menjadi landasan dalam pengambilan keputusan, termasuk kebijakan moneter dan fiskal. Kebijakan moneter, seperti kebijakan suku bunga perbankan, dapat berdampak pada kredit, tabungan, dan deposito. Dampaknya mungkin tidak langsung dirasakan oleh publik, namun kebijakan fiskal yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dapat langsung berdampak pada dunia usaha. Kenaikan harga bahan baku, seperti bahan mentah, bahan setengah jadi, dan bahan jadi, dapat terjadi akibat kebijakan fiskal yang diterapkan. Berdasarkan analisis tersebut, investor memiliki keinginan untuk membeli saham perusahaan tekstil milik orang Indonesia. Keputusannya didasarkan pada analisis yang telah dilakukan dan keyakinannya bahwa perusahaan tersebut memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang di tengah persaingan yang ketat.