Perkembangan Islam di Majapahit

Perkembangan Islam di Majapahit dapat dibuktikan dengan adanya inskripsi-inskripsi yang ditemukan di daerah Trowulan dan Troloyo. Islam telah lama hadir di Majapahit dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya. Meskipun Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha, mereka tetap menghormati dan mengakomodasi berbagai agama, termasuk Islam.

Salah satu bukti keberadaan Islam di Majapahit adalah semboyan negara Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika", yang diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Semboyan ini mencerminkan toleransi dan keberagaman agama yang ada di Majapahit.

Selain itu, Majapahit juga memiliki kekayaan sastra yang menjadi peninggalan mereka. Beberapa karya sastra yang berkembang di Kerajaan Majapahit antara lain Sutasoma, Arjuna Wijaya, Panjiwijayakrama, Pararaton, Ranggalawe, Sorandakan, dan Sundayana. Karya-karya sastra ini mencerminkan kecintaan Majapahit terhadap kesusastraan.

Selain dalam bidang sastra, Majapahit juga memiliki perkembangan seni bangunan yang pesat. Beberapa candi yang dibangun oleh raja-raja Majapahit, seperti candi Penataran, candi Wringin Lawang, dan candi Bajang Ratu, menjadi bukti kehebatan arsitektur Majapahit. Peninggalan-peninggalan ini masih dapat dinikmati keindahannya hingga saat ini.

Dalam era modern ini, kemampuan arsitektur Majapahit dapat diaplikasikan dalam desain rumah. Berbagai aplikasi desain interior dan pembuatan denah rumah dapat membantu kita dalam merancang rumah secara sederhana. Beberapa aplikasi yang dapat digunakan antara lain Houzz Interior Design Ideas, Room Creator Interior Design, Design Home, Floor Plan Creator, dan Dekoruma Furniture & Dekorasi. Dengan aplikasi-aplikasi ini, kita dapat menghasilkan desain rumah yang sesuai dengan keinginan kita.

Selain itu, Majapahit juga memiliki pengaruh yang kuat di Pulau Bali, terutama di Kerajaan Buleleng. Kerajaan Buleleng, yang diperintah oleh Dinasti Warmadewa, memiliki kehidupan politik yang stabil di bawah pemerintahan raja terkenal seperti Anak Wungsu. Prasasti-prasasti seperti prasasti Belanjong, Panempahan, dan Melatgede memberikan informasi tentang kehidupan masyarakat Kerajaan Buleleng pada masa Dinasti Warmadewa.

Dengan demikian, perkembangan Islam di Majapahit dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan mereka, mulai dari inskripsi-inskripsi, sastra, seni bangunan, hingga pengaruhnya di daerah lain seperti Pulau Bali. Majapahit adalah bukti nyata bahwa toleransi dan keberagaman agama dapat hidup berdampingan dalam sebuah kerajaan.