Morfologi Bahasa Bali dan Pengembangan Algoritma Stemming Bastal

Bahasa Dacrah seperti bahasa Bali memiliki morfologi yang berbeda dengan Bahasa Indonesia atau bahasa negara lain dalam hal penyusunan kata. Proses penyusunan kata dalam bahasa Bali menggunakan pangater (awalan), seselan (sisipan), dan pangining (akhiran). Jika sebuah kata dasar dalam bahasa Bali sudah mendapatkan awalan, sisipan, akhiran, atau kombinasinya, maka kata tersebut disebut kruna tiron (kata berinbuhan). Morfologi bahasa Bali yang berbeda dengan Bahasa Indonesia memiliki keunikan dan kesulitan tersendiri dalam proses stemming-nya. Perbedaan pada awalan, sisipan, dan akhiran dalam bahasa Bali membuat tingkat kesulitan yang semakin kompleks dalam proses pembuatan stemmer bahasa Bali. Algoritma Bastal dikembangkan sebagai algoritma stemming bahasa Bali yang mengadaptasi algoritma Nazief & Adriani dan dibuat berdasarkan aturan morfologi bahasa Bali. Algoritma Nazief & Adriani dipilih karena menggunakan kamus kata dasar sebagai acuan dan mendukung rekodifikasi, yaitu penyusunan kembali kata-kata yang mengalami proses stemming berlebih. Ide Pokok Setiap Paragraf: 1. Paragraf 1: Bahasa Bali memiliki morfologi yang berbeda dengan Bahasa Indonesia dalam penyusunan kata. 2. Paragraf 2: Proses penyusunan kata dalam bahasa Bali menggunakan pangater, seselan, dan pangining. 3. Paragraf 3: Kata berinbuhan dalam bahasa Bali terbentuk dari kata dasar yang mendapatkan awalan, sisipan, akhiran, atau kombinasinya. 4. Paragraf 4: Morfologi bahasa Bali membuat proses stemming menjadi lebih kompleks. 5. Paragraf 5: Algoritma Bastal dikembangkan sebagai algoritma stemming bahasa Bali yang mengadaptasi algoritma Nazief & Adriani. Teknik Wacana yang Digunakan pada Setiap Paragraf: 1. Paragraf 1: Penjelasan umum tentang perbedaan morfologi bahasa Bali dan Bahasa Indonesia. 2. Paragraf 2: Penjelasan tentang proses penyusunan kata dalam bahasa Bali. 3. Paragraf 3: Pengenalan konsep kata berinbuhan dalam bahasa Bali. 4. Paragraf 4: Penjelasan tentang kompleksitas proses stemming dalam bahasa Bali. 5. Paragraf 5: Pengenalan algoritma Bastal sebagai solusi untuk proses stemming bahasa Bali. Perbedaan Artikel Penelitian dan Artikel Non-Penelitian: Artikel penelitian adalah artikel yang berisi hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode ilmiah. Artikel penelitian memiliki struktur yang terdiri dari pendahuluan, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan. Artikel penelitian bertujuan untuk menyajikan temuan baru atau kontribusi ilmiah dalam bidang penelitian tertentu. Sementara itu, artikel non-penelitian adalah artikel yang berisi informasi, opini, atau analisis tentang suatu topik tanpa melibatkan penelitian langsung. Artikel non-penelitian dapat berupa artikel berita, artikel opini, artikel ilmiah populer, atau artikel panduan. Artikel non-penelitian tidak memiliki struktur yang kaku seperti artikel penelitian dan lebih fleksibel dalam gaya penulisan dan formatnya.