Integritas dalam Profesi Hukum: Menuju Produk Hukum yang Berkeadila

Profesi hukum, khususnya bagi seorang jaksa, menuntut lebih dari sekadar kecerdasan dan kepintaran semata. Seperti yang ditekankan oleh Jaksa Agung, integritas merupakan pilar utama. Integritas, dalam konteks ini, merupakan komitmen teguh pada nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan hukum itu sendiri, di atas kepentingan pribadi atau tekanan eksternal. Menjadi profesional hukum yang berintegritas berarti selalu mengutamakan rasa keadilan, sebagaimana diutarakan Prof. Dr. ST Burhanuddin dalam orasinya mengenai hukum berdasarkan hati nurani. Untuk melahirkan produk hukum yang memenuhi rasa keadilan, seorang profesional hukum perlu mengasah beberapa hal: 1. Pemahaman mendalam tentang hukum dan keadilan: Memahami hukum secara tekstual saja tidak cukup. Pemahaman yang mendalam harus dipadukan dengan pemahaman kontekstual, mempertimbangkan realitas sosial dan dampak hukum terhadap masyarakat. Ini berarti mempelajari hukum bukan hanya dari *textbook*, tetapi juga dari pengalaman dan interaksi langsung dengan masyarakat. 2. Kepekaan terhadap rasa keadilan: Rasa keadilan, seperti yang dijelaskan Burhanuddin, tidak tercantum dalam buku teks. Ia merupakan intuisi moral yang perlu diasah melalui empati dan pemahaman terhadap situasi individu dan masyarakat yang terlibat dalam kasus hukum. Ini membutuhkan kemampuan untuk melihat di balik angka-angka dan fakta-fakta hukum, untuk memahami konteks manusia di balik kasus tersebut. 3. Keberanian untuk bertindak berdasarkan hati nurani: Menjadi profesional hukum yang berintegritas berarti berani mengambil keputusan yang sulit, bahkan jika keputusan tersebut bertentangan dengan tekanan atau kepentingan tertentu. Ini membutuhkan keberanian untuk memprioritaskan keadilan di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Hukum yang adil harus tajam ke atas dan ke bawah, tidak hanya kepada masyarakat awam, tetapi juga kepada mereka yang berkuasa. 4. Komitmen pada keadilan restoratif: Keadilan restoratif, sebagaimana dipromosikan Burhanuddin, menekankan pada pemulihan dan rekonsiliasi, bukan hanya pada hukuman. Profesional hukum yang berintegritas akan berupaya untuk menemukan solusi yang mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat, dan yang memulihkan hubungan yang rusak. Dengan mengimplementasikan keempat hal di atas, profesional hukum dapat menghasilkan produk hukum yang tidak hanya memenuhi aspek legalitas formal, tetapi juga berkeadilan dan bermanfaat bagi masyarakat. Ini akan menciptakan sistem hukum yang lebih manusiawi dan mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Hasilnya adalah sistem hukum yang lebih dipercaya dan dihormati oleh masyarakat. Ini adalah kunci untuk membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Sumber Referensi: Artikel yang diberikan dalam input pengguna.