Membandingkan Kalsium Hewani dan Nabati: Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?

Kalsium merupakan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk membangun dan menjaga kesehatan tulang, gigi, serta mendukung fungsi otot dan saraf. Meskipun kalsium dapat ditemukan dalam berbagai sumber makanan, namun seringkali muncul pertanyaan, manakah yang lebih baik diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh: kalsium hewani atau kalsium nabati?

Sumber Kalsium Hewani dan Nabati

Kalsium hewani dapat ditemukan dalam produk susu seperti susu sapi, keju, yoghurt, dan olahan susu lainnya. Selain itu, ikan teri dan sarden yang dimakan dengan tulangnya juga merupakan sumber kalsium hewani yang baik.

Sementara itu, kalsium nabati dapat ditemukan dalam sayuran hijau seperti brokoli, kale, dan bayam. Selain itu, kacang-kacangan, tahu, tempe, edamame, dan beberapa jenis biji-bijian seperti chia seed dan almond juga merupakan sumber kalsium nabati yang baik.

Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Kalsium

Penyerapan kalsium, baik dari sumber hewani maupun nabati, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor utama yang memengaruhi penyerapan kalsium adalah vitamin D. Vitamin D berperan penting dalam membantu tubuh menyerap kalsium dengan lebih efisien.

Selain vitamin D, faktor lain yang juga memengaruhi penyerapan kalsium adalah asupan natrium, protein, dan kafein. Konsumsi natrium, protein, dan kafein yang berlebihan dapat meningkatkan ekskresi kalsium melalui urin, sehingga mengurangi jumlah kalsium yang dapat diserap oleh tubuh.

Perbedaan Penyerapan Kalsium Hewani dan Nabati

Meskipun kalsium terdapat dalam berbagai sumber makanan, namun tingkat penyerapannya dapat berbeda. Kalsium hewani umumnya memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kalsium nabati. Bioavailabilitas merujuk pada jumlah zat gizi yang dapat diserap dan digunakan oleh tubuh.

Tingginya bioavailabilitas kalsium hewani disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karena kalsium hewani umumnya terdapat dalam bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Selain itu, produk susu juga mengandung laktosa, gula alami yang dapat meningkatkan penyerapan kalsium.

Memaksimalkan Penyerapan Kalsium dari Sumber Nabati

Meskipun kalsium nabati memiliki bioavailabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan kalsium hewani, bukan berarti sumber kalsium nabati tidak bermanfaat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan penyerapan kalsium dari sumber nabati.

Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi makanan sumber kalsium nabati bersamaan dengan makanan yang kaya vitamin D. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan faktor lain yang dapat menghambat penyerapan kalsium seperti asupan natrium, protein, dan kafein.

Memenuhi kebutuhan kalsium harian sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, serta mendukung fungsi tubuh lainnya. Baik kalsium hewani maupun nabati memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sumber kalsium hewani umumnya memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi, namun penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang terkontrol, terutama bagi individu yang memiliki riwayat kolesterol tinggi atau alergi susu sapi.

Sumber kalsium nabati merupakan alternatif yang baik, terutama bagi vegetarian atau individu yang memiliki intoleransi laktosa. Memaksimalkan penyerapan kalsium dari sumber nabati dapat dilakukan dengan mengombinasikannya dengan makanan yang kaya vitamin D dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat menghambat penyerapan kalsium.