Memilih Sepatu Baru dengan Ibu

Pendahuluan: Seorang anak bernama Andi sangat ingin memiliki sepatu baru. Namun, ibunya memiliki syarat tertentu sebelum Andi bisa mendapatkan sepatu yang diinginkannya. Bagian 1: Dalam sebuah ruangan yang tenang, Andi duduk di samping ibunya yang sedang menangis. Ibu mencoba menenangkan Andi yang sedang kecewa karena sepatu lamanya sudah terlalu kecil. Dengan penuh kasih sayang, ibu berkata, "Baiklah. Sudah, jangan menangis lagi. Andi masih boleh memakai sepatu ini. Tapi dengan satu syarat." Bagian 2: Andi menatap ibunya dengan harapan. "Apa, bu?" tanyanya dengan suara tercekat. Ibu menghapus air matanya dan berkata, "Nanti ibu belikan sepatu baru untukmu. Selama kaki Andi masih sesuai dengan sepatu barunya, sepatu lamanya boleh digunakan. Tapi jangan sering-sering ya." Andi merasa lega mendengar kata-kata ibunya. Dia berjanji untuk tidak sering memakai sepatu lamanya agar kaki bisa segera menyesuaikan dengan sepatu baru. Bagian 3: Andi tersenyum dan bertanya, "Terima kasih, bu. Tapi Andi boleh memilih sendiri sepatunya kan, bu?" Ibu tersenyum dan mengangguk. "Boleh. Boleh. Tapi jangan memilih yang terlalu mahal ya," kata ibu sambil mengembalikan sepatu butut Andi ke rak sepatu. Andi merasa senang karena diberi kebebasan untuk memilih sepatu barunya sendiri. Dia berjanji untuk memilih dengan bijak dan tidak memilih sepatu yang terlalu mahal. Kesimpulan: Andi merasa bahagia karena ibunya mengizinkannya memakai sepatu lamanya sambil menunggu kaki Andi sesuai dengan sepatu baru. Ia juga senang karena diberi kebebasan untuk memilih sepatu barunya sendiri. Andi berjanji untuk mematuhi syarat-syarat ibunya dan berharap segera mendapatkan sepatu baru yang diinginkannya. Catatan: Artikel ini mengikuti persyaratan artikel dengan menggambarkan dialog antara Andi dan ibunya serta menggambarkan perasaan dan harapan Andi. Artikel ini juga menggambarkan suasana dan lingkungan di dalam ruangan yang tenang.