Ngaturi sebagai Bentuk Etika dan Sopan Santun dalam Budaya Jawa
4 (289 suara) Ngaturaken sesuatu merupakan gestur yang mencerminkan rasa hormat, keikhlasan, dan tata krama dalam interaksi sosial masyarakat Jawa. Tindakan sederhana ini mengandung makna yang mendalam, mencerminkan penghargaan terhadap nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi dalam budaya Jawa.
Filosofi di Balik Ngaturi
Ngaturi, berasal dari kata "atur" yang berarti memberi atau menyerahkan, mengandung makna yang lebih dalam dari sekadar memberi. Tindakan ini merefleksikan sikap rendah hati dan penghormatan kepada penerima. Filosofi "mikul duwur mendem jero" tercermin dalam ngaturi, di mana seseorang menjunjung tinggi harkat dan martabat orang lain.Ngaturi dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Praktik ngaturi terwujud dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat Jawa. Saat seseorang hendak memberikan sesuatu kepada orang yang lebih tua, ia akan ngaturi dengan kedua tangan sebagai tanda penghormatan. Dalam upacara adat, ngaturi menjadi simbol penghormatan kepada leluhur dan memohon restu. Bahkan, dalam percakapan sehari-hari, ungkapan "ngaturaken sembah nuwun" digunakan untuk menyampaikan rasa terima kasih dengan tulus.Makna Simbolik Ngaturi
Ngaturi bukan sekadar tindakan fisik, melainkan sarat dengan makna simbolik. Memberikan sesuatu dengan tangan kanan melambangkan ketulusan dan kemurnian hati. Menyertai ngaturi dengan senyuman dan bahasa yang halus mencerminkan rasa hormat dan kesopanan. Lebih dari itu, ngaturi menjadi perekat sosial yang mempererat tali persaudaraan dan keharmonisan dalam masyarakat.Ngaturi di Era Modern
Meskipun zaman terus berkembang, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ngaturi tetap relevan. Di tengah arus globalisasi, ngaturi menjadi benteng moral yang menjaga kearifan lokal dan identitas budaya Jawa. Generasi muda perlu mewarisi tradisi ini sebagai wujud pelestarian budaya dan pengembangan karakter yang berbudi luhur.Ngaturaken sesuatu, sebuah tindakan sederhana namun sarat makna, merupakan cerminan etika dan sopan santun dalam budaya Jawa. Melalui ngaturi, terjalin hubungan yang harmonis antar individu, tercipta rasa saling menghargai, dan terlestarikan nilai-nilai luhur budaya Jawa. Penting bagi generasi penerus untuk memahami dan mengimplementasikan ngaturi dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud pelestarian budaya dan pengembangan karakter yang berbudi pekerti luhur.
