Penangkapan Ikan di Desa Ailat

Di desa Ailat, penangkapan ikan, perdagangan, dan pertukangan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh penduduknya. Namun, ada satu hari dalam seminggu di mana semua kegiatan tersebut dilarang dilakukan, yaitu hari Sabtu. Pada hari Sabtu, pasar-pasar dan tempat perniagaan di desa tersebut menjadi sunyi senyap, dan ikan-ikan di laut tampak terapung-apung di atas permukaan air. Para nelayan desa Ailat melihat kesempatan ini sebagai peluang yang baik untuk menangkap ikan. Meskipun mereka tahu bahwa penangkapan ikan pada hari Sabtu melanggar perintah agama dan adat kebiasaan yang sudah berlaku sejak zaman Nabi Musa, mereka tetap melakukannya. Hasil penangkapan ikan pada hari Sabtu jauh lebih banyak daripada hari-hari biasa. Namun, para penganut agama dan mukmin yang setia datang menegur para nelayan yang melanggar kesucian hari Sabtu. Mereka memberikan nasihat dan peringatan agar menghentikan perbuatan mungkar tersebut. Namun, para nelayan yang membangkang tidak menghiraukan nasihat tersebut. Mereka bahkan semakin giat melanggar larangan tersebut karena takut kehilangan keuntungan material yang besar. Akhirnya, pemuka agama terpaksa mengasingkan para nelayan pembangkang tersebut dan melarang mereka masuk ke dalam kota. Para nelayan memprotes larangan tersebut dan mengusulkan agar kota Ailat dibagi menjadi dua bagian dengan tembok pemisah. Namun, usulan tersebut tidak diterima. Dengan adanya pemisahan antara para nelayan pembangkang dan pemeluk agama yang taat, para nelayan bebas melaksanakan usaha penangkapan ikan secara besar-besaran setiap hari, tanpa terkecuali. Mereka bahkan membangun saluran air untuk mengalirkan air laut ke dekat rumah mereka, sehingga ikan-ikan yang terapung-apung tidak dapat kembali ke dasar laut saat matahari terbenam pada hari Sabtu. Dalam situasi ini, terlihat konflik antara kepentingan ekonomi dan kepatuhan terhadap perintah agama. Bagaimana para nelayan dan pemuka agama menyelesaikan konflik ini? Apakah ada solusi yang dapat memuaskan kedua belah pihak?