Mahkota dari Hutan: Menelisik Kehidupan Suku Mai So Mara di Kampung Sabah **

Di pedalaman Kabupaten Maybrat, Papua Barat, tepatnya di Kampung Sabah, Distrik Aifat Timur Selatan, hiduplah Suku Mai So Mara. Kehidupan mereka masih sangat erat kaitannya dengan alam, khususnya hutan. Salah satu contohnya adalah pembuatan mahkota, sebuah tradisi yang diwariskan turun temurun. Bpk. Fransiskus Same, seorang warga Kampung Sabah, merupakan salah satu pengrajin mahkota yang masih aktif. Ia mewarisi keahlian ini dari leluhurnya dan terus melestarikannya hingga kini. Bahan baku mahkota berasal dari berbagai jenis kayu dan tumbuhan yang tumbuh di hutan sekitar kampung. Proses pembuatannya pun masih menggunakan teknik tradisional, yaitu dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti pisau dan kapak. Mahkota yang dihasilkan memiliki berbagai bentuk dan ukuran, tergantung pada jenis kayu dan tumbuhan yang digunakan. Ada mahkota yang berbentuk bulat, persegi, dan bahkan ada yang berbentuk seperti kepala burung. Mahkota ini memiliki makna tersendiri bagi Suku Mai So Mara. Selain sebagai aksesoris, mahkota juga digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan dan kematian. Keberadaan mahkota ini tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat Kampung Sabah. Mahkota yang dibuat oleh Bpk. Fransiskus Same dan pengrajin lainnya dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke kampung mereka. Penghasilan dari penjualan mahkota ini membantu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melalui pembuatan mahkota, Suku Mai So Mara di Kampung Sabah menunjukkan bagaimana mereka dapat hidup berdampingan dengan alam. Tradisi ini menjadi bukti bahwa budaya dan alam dapat saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Wawasan:** Kehidupan Suku Mai So Mara di Kampung Sabah mengajarkan kita tentang pentingnya melestarikan budaya dan alam. Tradisi pembuatan mahkota tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga menjadi sumber penghidupan dan inspirasi bagi generasi mendatang. Semoga tradisi ini dapat terus lestari dan menjadi kebanggaan bagi Suku Mai So Mara dan masyarakat Indonesia.