Analisis Break Even Point dalam Produksi Pakan Ternak

Break Even Point (BEP) adalah titik di mana pendapatan dari penjualan suatu produk sama dengan biaya produksinya. Dalam konteks produksi pakan ternak, BEP adalah jumlah produksi di mana biaya tetap dan biaya variabel sama dengan pendapatan dari penjualan pakan. Dalam kasus ini, kita akan menganalisis BEP untuk produksi pakan sebanyak 3.000 kg dengan biaya tetap sebesar Rp. 5.100.000,- dan biaya variabel sebesar Rp. 8.650.000,- dengan harga jual pakan sebesar Rp. 5.500,- per kg. Untuk menghitung BEP, kita perlu membagi biaya tetap dengan selisih antara harga jual per kg dan biaya variabel per kg. Dalam kasus ini, biaya tetap adalah Rp. 5.100.000,- dan biaya variabel adalah Rp. 8.650.000,-. Selisih antara harga jual per kg dan biaya variabel per kg adalah Rp. 5.500,- - Rp. 8.650,- = -Rp. 3.150,-. BEP = Biaya Tetap / Selisih Harga Jual per kg dan Biaya Variabel per kg = Rp. 5.100.000,- / -Rp. 3.150,- = -1.619,05 kg Hasil perhitungan menunjukkan bahwa BEP untuk produksi pakan sebanyak 3.000 kg dengan biaya tetap sebesar Rp. 5.100.000,- dan biaya variabel sebesar Rp. 8.650.000,- dengan harga jual pakan sebesar Rp. 5.500,- per kg adalah -1.619,05 kg. Namun, perlu diperhatikan bahwa BEP yang negatif tidak memiliki makna dalam konteks ini. BEP yang negatif menunjukkan bahwa produksi pakan sebanyak 3.000 kg tidak akan mencapai titik impas atau bahkan menghasilkan kerugian. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan strategi yang tepat dalam produksi pakan ternak. Dalam kesimpulan, analisis BEP adalah alat yang berguna dalam menentukan titik impas dalam produksi pakan ternak. Dalam kasus ini, BEP untuk produksi pakan sebanyak 3.000 kg dengan biaya tetap sebesar Rp. 5.100.000,- dan biaya variabel sebesar Rp. 8.650.000,- dengan harga jual pakan sebesar Rp. 5.500,- per kg adalah -1.619,05 kg. Namun, perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan strategi yang tepat dalam produksi pakan ternak.