Asap Membara, Hati Tertekan: Kisah Seorang Petani di Tengah Kebakaran Hutan **

** Matahari terik menyengat kulit, udara terasa panas dan kering. Asap tebal membumbung tinggi, menyelimuti langit dan menghalangi sinar mentari. Bau hangus tercium menusuk hidung, mengingatkan pada tragedi yang tengah terjadi. Di tengah kobaran api yang menjilati pepohonan, seorang petani tua bernama Pak Karto berdiri tegak, matanya berkaca-kaca. Hutan yang selama ini menjadi sumber kehidupan bagi Pak Karto, kini berubah menjadi neraka. Api yang tak terkendali telah menghancurkan ladang dan kebunnya, menghancurkan mimpi dan harapannya. Ia teringat saat-saat indah ketika hutan masih rimbun, menjadi tempat berlindung bagi satwa liar dan sumber air bersih bagi penduduk desa. Kini, hanya tinggal abu dan kepulan asap yang tersisa. Pak Karto bukanlah satu-satunya yang merasakan dampak dari kebakaran hutan. Banyak warga desa yang kehilangan mata pencaharian, terancam penyakit pernapasan, dan harus mengungsi dari rumah mereka. Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan. Api memang bisa memberikan manfaat, namun jika tidak terkendali, ia bisa menjadi bencana. Kita harus belajar dari pengalaman pahit ini, dan bersama-sama membangun kesadaran untuk mencegah kebakaran hutan. Mulai dari hal kecil, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, hingga upaya besar seperti penanaman pohon dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Asap membara, hati tertekan. Semoga kisah Pak Karto menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, agar tragedi ini tidak terulang kembali. Mari kita jaga hutan, jaga bumi, untuk generasi mendatang.