Analisis Break Even Point (BEP) pada Usaha Toko Mebel Pak Rusli

Pada artikel ini, kita akan menganalisis Break Even Point (BEP) pada usaha toko mebel milik Pak Rusli. BEP adalah titik di mana pendapatan usaha sama dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian yang diperoleh.

Pak Rusli memiliki sebuah toko mebel dengan Fixed Cost sebesar Rp 10.000.000. Fixed Cost adalah biaya tetap yang harus dibayar oleh Pak Rusli setiap bulannya, seperti sewa toko, gaji karyawan, dan biaya utilitas. Selain itu, Pak Rusli juga memiliki Variable Cost sebesar Rp. 500.000 per unit. Variable Cost adalah biaya yang berubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi atau dijual oleh Pak Rusli.

Harga jual per unit mebel yang ditawarkan oleh Pak Rusli adalah sebesar Rp2.500.000. Dengan informasi ini, kita dapat menghitung BEP Rupiahnya, yaitu titik di mana pendapatan yang diperoleh dari penjualan mebel sama dengan biaya yang dikeluarkan oleh Pak Rusli.

Untuk menghitung BEP Rupiahnya, kita perlu membagi Fixed Cost dengan selisih antara harga jual per unit dan Variable Cost per unit. Dalam hal ini, BEP Rupiahnya dapat dihitung sebagai berikut:

BEP Rupiah = Fixed Cost / (Harga Jual per Unit - Variable Cost per Unit)

Dengan menggunakan nilai yang telah diberikan, kita dapat menghitung BEP Rupiahnya:

BEP Rupiah = Rp 10.000.000 / (Rp 2.500.000 - Rp 500.000)

BEP Rupiah = Rp 10.000.000 / Rp 2.000.000

BEP Rupiah = 5 unit

Jadi, untuk mencapai titik impas atau BEP, Pak Rusli perlu menjual minimal 5 unit mebel.

Dalam analisis ini, kita telah melihat bagaimana BEP dapat digunakan untuk menghitung titik impas dalam usaha toko mebel Pak Rusli. Dengan mengetahui BEP, Pak Rusli dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola usahanya dan memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.

Dengan demikian, analisis BEP dapat menjadi alat yang berguna bagi Pak Rusli dan pemilik usaha lainnya dalam mengelola bisnis mereka dengan lebih efektif dan efisien.