Teknik Pemeriksaan Clavicula: Pendekatan Klinis dan Radiologis

Pemeriksaan clavicula merupakan bagian integral dari evaluasi pasien dengan trauma atau nyeri bahu dan ekstremitas atas. Klavikula, yang menghubungkan tulang dada ke tulang belikat, rentan terhadap cedera karena lokasinya yang menonjol. Pemeriksaan yang akurat dan komprehensif sangat penting untuk diagnosis dan penatalaksanaan kondisi yang memengaruhi clavicula secara efektif. Artikel ini membahas pendekatan sistematis untuk pemeriksaan clavicula, yang mencakup aspek klinis dan radiologis.

Anatomi dan Fungsi Klavikula

Klavikula adalah tulang berbentuk S yang panjang dan ramping yang berfungsi sebagai penopang antara tulang dada dan tulang belikat. Ini memberikan keterikatan untuk beberapa otot, termasuk otot trapezius, deltoid, pectoralis mayor, dan subclavius. Secara fungsional, clavicula menstabilkan sendi bahu, memungkinkan rentang gerak yang luas, dan melindungi struktur neurovaskular di bawahnya.

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan klinis clavicula dimulai dengan inspeksi visual pada area tersebut, perhatikan adanya asimetri, deformitas, pembengkakan, perubahan warna, atau bekas luka. Palpasi lembut harus dilakukan di sepanjang tulang selangka, menilai nyeri tekan, nyeri tekan, atau krepitasi. Rentang gerak sendi bahu harus dinilai, termasuk elevasi, abduksi, adduksi, dan rotasi. Tes provokatif, seperti tes rentang gerak pasif dan tes kompresi, dapat membantu mengidentifikasi penyebab spesifik nyeri atau disfungsi.

Modalitas Radiografi

Radiografi adalah alat diagnostik yang penting dalam mengevaluasi clavicula.

* Rontgen: Rontgen adalah modalitas pencitraan lini pertama untuk dicurigai patah tulang atau kondisi tulang lainnya. Rontgen clavicula harus diperoleh dalam proyeksi anteroposterior (AP), oblik, dan aksial.

* Computed Tomography (CT): Pemindaian CT memberikan detail anatomi tulang yang sangat baik dan dapat membantu dalam mengkarakterisasi patah tulang kompleks, mengidentifikasi fragmen tulang yang tergeser, dan menilai cedera jaringan lunak terkait.

* Magnetic Resonance Imaging (MRI): MRI sangat unggul dalam memvisualisasikan jaringan lunak di sekitar clavicula, seperti otot, tendon, ligamen, dan saraf. Ini dapat membantu dalam mendiagnosis cedera rotator cuff, ruptur labrum, dan patologi jaringan lunak lainnya.

Fraktur Klavikula

Fraktur klavikula sering terjadi, terhitung sekitar 5% dari semua patah tulang pada orang dewasa. Fraktur ini biasanya terjadi karena jatuh pada bahu yang terentang atau trauma langsung pada klavikula. Manifestasi klinis dapat berkisar dari nyeri ringan dan nyeri tekan hingga deformitas dan gangguan mobilitas yang jelas. Radiografi adalah standar emas untuk mendiagnosis patah tulang klavikula, dan klasifikasi fraktur didasarkan pada lokasi dan perpindahannya.

Dislokasi Akromioklavikula

Dislokasi akromioklavikula, juga dikenal sebagai pemisahan AC, terjadi ketika ligamen yang menghubungkan klavikula ke akromion (bagian dari tulang belikat) robek. Cedera ini biasanya disebabkan oleh pukulan langsung ke bahu atau jatuh pada bahu yang terentang. Dislokasi akromioklavikula diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan robekan ligamen. Radiografi, termasuk rontgen stres, membantu dalam mendiagnosis dislokasi akromioklavikula dan menentukan tingkat keparahan cedera.

Kondisi Lain yang Mempengaruhi Klavikula

Selain patah tulang dan dislokasi, beberapa kondisi lain dapat memengaruhi klavikula, seperti:

* Osteolisis: Osteolisis adalah kondisi langka yang ditandai dengan resorpsi tulang, yang sering memengaruhi klavikula. Ini biasanya terlihat pada atlet, terutama mereka yang berpartisipasi dalam olahraga overhead.

* Artritis: Osteoartritis dan artritis inflamasi dapat memengaruhi sendi akromioklavikula atau sendi sternoklavikula, yang menyebabkan nyeri, kekakuan, dan penurunan rentang gerak.

* Tumor: Meskipun jarang, tumor dapat terjadi di klavikula, baik jinak maupun ganas.

Kesimpulan

Pemeriksaan clavicula yang komprehensif, yang mencakup riwayat pasien yang cermat, pemeriksaan fisik, dan studi pencitraan yang sesuai, sangat penting untuk diagnosis dan penatalaksanaan kondisi yang memengaruhi tulang selangka. Memahami anatomi, mekanisme cedera, dan berbagai temuan klinis dan radiologis memungkinkan praktisi untuk memberikan perawatan yang optimal kepada pasien dengan patologi klavikula.