Analisis Penurunan Permintaan Daging Ayam saat Harga Naik di Pasar Tawangsari

Pasar Tawangsari adalah pasar tradisional yang terletak di daerah padat penduduk. Di pasar ini, pedagang menjual berbagai macam produk, termasuk daging ayam. Salah satu pedagang di pasar ini menjual daging ayam dengan harga Rp 15.000 per kilogram. Biasanya, pedagang ini mampu menjual sebanyak 20 kilogram daging ayam setiap harinya. Namun, ada perubahan dalam keadaan pasar yang mempengaruhi penjualan daging ayam. Harga daging ayam naik menjadi Rp 20.000 per kilogram. Dampak dari kenaikan harga ini adalah menurunnya permintaan daging ayam. Pedagang yang sebelumnya dapat menjual 20 kilogram daging ayam, kini hanya mampu menjual 15 kilogram daging ayam setiap harinya. Faktor-faktor tertentu dapat menjelaskan penurunan permintaan ini. Pertama, kenaikan harga membuat daging ayam menjadi lebih mahal bagi konsumen. Hal ini dapat membuat konsumen beralih ke alternatif lain, seperti daging sapi atau ikan. Kedua, kenaikan harga juga dapat mengurangi daya beli konsumen. Jika harga daging ayam yang lebih tinggi membuat konsumen terbatas dalam anggaran mereka, mereka mungkin memilih untuk mengurangi pembelian atau bahkan tidak membeli sama sekali. Dalam konteks pasar Tawangsari yang merupakan pasar tradisional, keputusan pembelian konsumen seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan ekonomi yang ada di sekitar mereka. Oleh karena itu, perubahan harga daging ayam dapat berdampak signifikan pada permintaan. Dari analisis ini, dapat disimpulkan bahwa penurunan permintaan daging ayam saat harga naik di pasar Tawangsari disebabkan oleh kenaikan harga yang membuat daging ayam lebih mahal bagi konsumen dan mengurangi daya beli mereka. Perubahan ini dapat berdampak negatif pada penjualan pedagang daging ayam di pasar ini. Sebagai langkah selanjutnya, pedagang dapat mempertimbangkan strategi harga yang lebih kompetitif atau mencari cara untuk meningkatkan nilai tambah produk mereka agar tetap menarik bagi konsumen di pasar Tawangsari.