Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Struktur Kepemilikan Terhadap Praktik Penghindaran Pajak pada Perusahaan Sektor Real Estate di Bursa Efek Indonesi

Pendahuluan Penghindaran pajak telah menjadi isu yang kontroversial dalam dunia bisnis. Banyak perusahaan menggunakan berbagai strategi untuk mengurangi kewajiban pajak mereka, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada penerimaan negara dan pembangunan ekonomi. Dalam konteks ini, pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan struktur kepemilikan perusahaan telah menjadi fokus penelitian yang signifikan. Artikel ini akan membahas pengaruh pengungkapan CSR dan struktur kepemilikan terhadap praktik penghindaran pajak pada perusahaan sektor real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2010-2015. Pengungkapan CSR adalah praktik di mana perusahaan secara sukarela mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka. Pengungkapan ini dapat mencakup informasi tentang program-program sosial, kebijakan lingkungan, dan praktik bisnis yang bertanggung jawab. Tujuan dari pengungkapan CSR adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan terhadap pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan investor. Struktur kepemilikan perusahaan, di sisi lain, mengacu pada cara perusahaan dimiliki dan dikendalikan. Struktur kepemilikan dapat berupa kepemilikan publik, kepemilikan keluarga, atau kepemilikan institusional. Struktur kepemilikan dapat mempengaruhi keputusan perusahaan, termasuk keputusan terkait praktik penghindaran pajak. Misalnya, perusahaan dengan kepemilikan keluarga mungkin memiliki kepentingan jangka panjang yang berbeda dalam menghindari pajak dibandingkan dengan perusahaan dengan kepemilikan publik. Studi empiris sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara pengungkapan CSR dan praktik penghindaran pajak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih aktif dalam pengungkapan CSR cenderung memiliki praktik penghindaran pajak yang lebih rendah. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa struktur kepemilikan perusahaan dapat memoderasi hubungan antara pengungkapan CSR dan praktik penghindaran pajak. Misalnya, perusahaan dengan kepemilikan keluarga mungkin memiliki motivasi yang berbeda dalam mengungkapkan CSR dan menghindari pajak dibandingkan dengan perusahaan dengan kepemilikan publik. Dalam konteks perusahaan sektor real estate di Indonesia, penelitian tentang pengaruh pengungkapan CSR dan struktur kepemilikan terhadap praktik penghindaran pajak masih terbatas. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengisi celah pengetahuan ini dengan melakukan studi empiris pada perusahaan sektor real estate yang terdaftar di BEI dalam periode 2010-2015. Studi ini akan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan dan laporan keberlanjutan perusahaan. Dengan memahami pengaruh pengungkapan CSR dan struktur kepemilikan terhadap praktik penghindaran pajak pada perusahaan sektor real estate di Indonesia, artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para praktisi, regulator, dan akademisi dalam mengembangkan kebijakan dan praktik yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.