Dampak Garis "Wallace" pada Persebaran Flora dan Fau

Garis "Wallace," yang dibentuk oleh perjanjian antara Inggris dan Belanda pada tahun 1848, memiliki dampak yang signifikan pada persebaran flora dan fauna di wilayah tersebut. Garis ini membagi wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Belanda menjadi dua wilayah, dengan wilayah Inggris di sebelah timur dan wilayah Belanda di sebelah barat. Perjanjian ini memiliki konsekuensi yang jauh mencapai wilayah yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Salah satu dampak paling signifikan dari garis "Wallace" adalah pada persebaran spesies tumbuhan dan hewan. Garis ini membagi habitat spesies menjadi dua wilayah yang terpisah, yang mengakibatkan adanya isolasi genetik dan mempromosikan evolusi spesies baru. Misalnya, garis "Wallace" memisahkan spesies kucing liar Asia menjadi dua spesies yang berbeda: kucing liar Asia Timur dan kucing liar Asia Barat. Perbedaan ini terjadi karena adanya isolasi genetik yang disebabkan oleh garis "Wallace," yang mempromosikan evolusi spesies baru. Selain itu, garis "Wallace" juga mempengaruhi persebaran spesies t. Misalnya, garis ini memisahkan spesies pohon kopi menjadi dua spesies yang berbeda: Coffea canephora, yang ditemukan di wilayah Inggris, dan Coffea arabica, yang ditemukan di wilayah Belanda. Perbedaan ini terjadi karena adanya isolasi genetik yang disebabkan oleh garis "Wallace," yang mempromosikan evolusi spesies baru. Secara keseluruhan, garis "Wallace" memiliki dampak yang signifikan pada persebaran flora dan fauna di wilayah tersebut. Garis ini membagi habitat spesies menjadi dua wilayah yang terpisah, yang mengakibatkan adanya isolasi genetik dan mempromosikan evolusi spesies baru. Dampak ini dapat dilihat pada spesies kucing liar Asia dan Coffea arabica, yang keduanya telah berevolusi menjadi spesies yang berbeda karena adanya isolasi genetik yang disebabkan oleh garis "Wallace."