Pengaruh Berat Tanaman Hydrilla verticillata terhadap Penurunan Kadar BOD dalam Limbah Cair Industri Tahu

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh berat tanaman Hydrilla verticillata terhadap penurunan kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dalam limbah cair industri tahu. Fitoremediasi menggunakan tanaman Hydrilla verticillata telah dianggap sebagai metode yang efektif dalam mengurangi pencemaran limbah cair. Namun, belum ada penelitian yang secara khusus mempelajari pengaruh berat tanaman dalam fitoremediasi limbah cair industri tahu. Dalam penelitian ini, dilakukan perlakuan fitoremediasi menggunakan tanaman Hydrilla verticillata dengan variasi berat tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat tanaman memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar BOD dalam limbah cair industri tahu. Pada hari ke dua, presentase penurunan BOD tertinggi terjadi pada perlakuan dengan berat tanaman 500 gram, yaitu sebesar 38%. Pada hari keempat, presentase penurunan BOD tertinggi juga terjadi pada perlakuan dengan berat tanaman 500 gram, yaitu sebesar 66%. Sedangkan pada hari ke enam, presentase penurunan BOD tertinggi terjadi pada perlakuan dengan berat tanaman 500 gram, yaitu sebesar 61%. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada hari ke dua, terdapat perlakuan dengan berat tanaman 500 gram yang tidak mengalami penurunan BOD (presentase penurunan sebesar 0%). Begitu pula pada hari keempat, terdapat perlakuan dengan berat tanaman 500 gram yang memiliki presentase penurunan BOD sebesar 39%. Sedangkan pada hari ke enam, terdapat perlakuan dengan berat tanaman 500 gram yang memiliki presentase penurunan BOD sebesar 44%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa berat tanaman Hydrilla verticillata memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar BOD dalam limbah cair industri tahu. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan berat tanaman yang paling efektif dalam fitoremediasi limbah cair tersebut. Penelitian ini memberikan wawasan baru dalam penggunaan tanaman Hydrilla verticillata dalam mengatasi masalah pencemaran limbah cair industri tahu dan dapat menjadi dasar untuk pengembangan metode fitoremediasi yang lebih efektif di masa depan.