Rante Salewangang, Arung Ri Bisseng **

Di tanah leluhur, di mana angin laut berbisik lembut, dan debur ombak menyapa pantai, berdirilah sosok-sosok yang tak ternilai harganya. Mereka adalah Rante Salewangang, Arung Ri Bisseng, tiang penyangga kehidupan, pelita yang menerangi jalan. Matahari terbit di ufuk timur, menyapa pagi dengan hangat. Di rumah sederhana, tercium aroma kopi dan nasi yang baru matang. Rante Salewangang, ayah yang tegar, sudah siap menjalankan tugasnya. Tangannya yang kasar, yang terbiasa mencangkul tanah, kini menyerahkan sepotong roti kepada anak-anaknya. Senyumnya yang lebar mencerminkan kasih sayang yang tak terhingga. Arung Ri Bisseng, ibu yang penuh kasih sayang, menunggu di dapur. Tangannya yang halus, yang terbiasa menenun benang, kini menata hidangan dengan telaten. Tatapannya yang lembut mencerminkan kehangatan yang menenangkan. Di tengah kesibukan mereka, terpancar keharmonisan yang mendalam. Rante Salewangang dan Arung Ri Bisseng, dua jiwa yang bersatu dalam cinta dan kebersamaan. Mereka mengajarkan nilai-nilai luhur kepada anak-anaknya, menanamkan akar keimanan yang kuat, dan menunjukkan jalan kebenaran. Di sore hari, saat matahari mulai menurun, Rante Salewangang dan Arung Ri Bisseng duduk bersama anak-anaknya. Mereka bercerita tentang kehidupan, tentang nilai-nilai kebajikan, dan tentang pentingnya menghormati leluhur. Suara mereka yang merdu menyeru jiwa anak-anaknya untuk selalu mengingat asal-usul dan menjalankan tradisi dengan penuh kebanggaan. Rante Salewangang dan Arung Ri Bisseng, dua nama yang terukir dalam hati anak-anaknya. Mereka adalah tiang penyangga kehidupan, pelita yang menerangi jalan, dan warisan luhur yang tak akan pernah pudar. Pesan:** Di balik kesederhanaan hidup mereka, terpancar kekuatan yang tak ternilai. Rante Salewangang dan Arung Ri Bisseng mengajarkan kita tentang pentingnya keluarga, kasih sayang, dan keharmonisan. Mereka adalah contoh yang teladan bagi generasi muda untuk selalu menghormati orang tua dan menjalankan tradisi dengan penuh kebanggaan.