Kacau Banget! Pagi yang Meriah di Rumah Si "Kocak" Elia dan Bagas\x0a\x0a**

Mentari pagi menyapa dengan hangat, menyapa rumah mungil Elia dan Bagas yang sudah dipenuhi hiruk pikuk. Aksa, si bungsu yang baru berusia 1 tahun 4 bulan, merangkak dengan semangat, menjelajahi setiap sudut rumah. Elia, sang ibu, sibuk di dapur, tangannya cekatan menyiapkan sarapan untuk keluarga besarnya. Aroma masakan yang menggugah selera tercium hingga ke ruang tamu, di mana Diego, si anak kedua, sedang asyik memberantakan mainan. Dimas, si anak ketiga, bermain air di kamar mandi, tawa riangnya terdengar hingga ke luar. Mira, si anak kedua, menangis tersedu-sedu karena terjatuh. Erik, si anak sulung yang harus segera berangkat sekolah, masih terlelap dalam mimpi indahnya.

Di luar rumah, suara tetangga bergosip terdengar samar-samar. "Lho, Elia kok hamil lagi? Udah lima anak, mau nambah lagi?" Suara tukang sayur yang memanggil-manggil juga menambah ramai suasana pagi.

Elia menghela napas, "Ya ampun, pagi-pagi udah kayak pasar!" gumamnya sambil menggendong Aksa yang mulai rewel. Bagas, sang suami, baru saja keluar dari kamar, rambutnya masih acak-acakan. "Pagi sayang, udah siap berangkat?" tanya Bagas sambil mencium kening Elia.

"Belum, Mas. Ini anak-anak pada berisik semua. Erik juga belum bangun," jawab Elia.

"Sabar ya, Sayang. Nanti juga beres. Aku berangkat dulu, ya. Hati-hati di rumah," ucap Bagas sambil mencium pipi Elia dan anak-anaknya.

Elia tersenyum, "Hati-hati di kantor, Mas. Jangan lupa makan siang!"

Begitu Bagas pergi, Elia kembali berjibaku dengan anak-anaknya. "Erik, bangun! Sekolah telat nanti!" teriaknya. Erik menguap lebar, "Iya, Ma. Sebentar lagi."

Elia menghela napas lagi. "Ya ampun, hidupku memang penuh warna. Tapi, aku bersyukur punya keluarga yang luar biasa ini," gumamnya dalam hati.

Meskipun pagi mereka selalu dipenuhi kekacauan, Elia dan Bagas selalu merasa bahagia. Mereka tahu, kebahagiaan sejati terletak pada keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang. Dan, meskipun rumah mereka selalu ramai, mereka selalu merasa tenang dan damai.

Catatan:**

Cerita ini menggambarkan kehidupan keluarga yang penuh warna dan kekacauan, namun tetap penuh cinta dan kebahagiaan. Gaya penulisan yang digunakan adalah santai dan humoris, sesuai dengan karakter Elia dan Bagas yang kocak dan somplak. Cerita ini juga menunjukkan bahwa meskipun hidup penuh tantangan, keluarga tetap menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan.