Pemetaan Titik B dengan Dilatasi dan Pusat P

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pemetaan titik B dengan menggunakan dilatasi dan pusat P. Dilatasi adalah transformasi geometri yang mengubah ukuran suatu objek dengan faktor tertentu. Pada kasus ini, kita akan menggunakan faktor 3 untuk dilatasi. Pertama-tama, mari kita tentukan titik B yang akan kita peta. Titik B diberikan dengan koordinat (2,5). Selanjutnya, kita akan menggunakan pusat P yang diberikan dengan koordinat (1,3) sebagai pusat dilatasi. Langkah pertama dalam pemetaan ini adalah menghubungkan titik B dengan pusat P. Garis ini akan menjadi garis pusat dilatasi. Dalam hal ini, garis pusat dilatasi adalah garis yang menghubungkan titik (2,5) dan (1,3). Selanjutnya, kita akan menggambar garis dari pusat P ke titik B. Garis ini akan menjadi garis yang akan kita dilatasi. Dalam hal ini, garis ini adalah garis yang menghubungkan titik (1,3) dan (2,5). Setelah kita menggambar garis pusat dilatasi dan garis yang akan kita dilatasi, kita akan menggambar garis dari pusat P ke titik B yang telah kita dilatasi. Garis ini akan menjadi garis hasil dilatasi. Dalam hal ini, garis ini adalah garis yang menghubungkan titik (1,3) dan titik hasil dilatasi. Untuk melakukan dilatasi dengan faktor 3, kita akan menggandakan panjang garis dari pusat P ke titik B yang telah kita dilatasi sebanyak 3 kali. Dengan kata lain, kita akan menggambar garis dari pusat P ke titik hasil dilatasi sebanyak 3 kali. Setelah kita menggambar garis hasil dilatasi sebanyak 3 kali, kita akan mendapatkan peta dari titik B dengan dilatasi dan pusat P dengan faktor 3. Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang pemetaan titik B dengan menggunakan dilatasi dan pusat P. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan, kita dapat dengan mudah membuat peta dari titik B dengan dilatasi dan pusat P dengan faktor 3.