Menjembatani Kesenjangan: Memahami Irisan Gender dan Disabilitas dalam PAUD ##

"Saya melihat anak-anak perempuan cenderung lebih tenang dan suka bermain peran, sementara anak laki-laki lebih aktif dan suka bermain bola. Tapi, ini bukan aturan mutlak. Ada anak perempuan yang suka bermain bola dan anak laki-laki yang suka bermain boneka. Yang penting adalah kita memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak untuk mengeksplorasi minat mereka, tanpa memandang gender," ujar Ibu Sarah, seorang guru PAUD yang telah berpengalaman selama 10 tahun. "Anak-anak dengan disabilitas juga memiliki hak yang sama untuk belajar dan bermain. Kita perlu menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi mereka. Misalnya, menyediakan alat bantu belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran," tambah Bapak Anton, seorang terapis anak yang bekerja di sebuah lembaga PAUD inklusif. Kutipan di atas menunjukkan bahwa irisan gender dan disabilitas dalam konteks PAUD merupakan isu yang kompleks dan membutuhkan perhatian serius. Di satu sisi, kita perlu memastikan bahwa anak-anak perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan mengeksplorasi minat mereka. Di sisi lain, kita juga perlu menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi anak-anak dengan disabilitas, sehingga mereka dapat belajar dan bermain bersama anak-anak lainnya. Penting untuk diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik dengan kebutuhan dan potensi yang berbeda. Tugas kita sebagai pendidik dan orang tua adalah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memberdayakan mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka, tanpa memandang gender atau disabilitas.