Pengaruh Islam Terhadap Sistem Kesenian Suku Gayo

4 (220 suara)

Suku Gayo adalah salah satu suku yang ada di Indonesia, tepatnya di Provinsi Aceh. Suku ini memiliki berbagai bentuk kesenian, mulai dari tarian, musik, seni lukis dan ukir, hingga sastra lisan. Namun, seiring dengan masuknya Islam, sistem kesenian Suku Gayo mengalami perubahan. Artikel ini akan membahas pengaruh Islam terhadap sistem kesenian Suku Gayo.

Apa pengaruh Islam terhadap sistem kesenian Suku Gayo?

Islam telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sistem kesenian Suku Gayo. Sebelum masuknya Islam, Suku Gayo memiliki berbagai bentuk kesenian yang berakar pada kepercayaan animisme dan dinamisme. Namun, dengan masuknya Islam, banyak dari kesenian tersebut yang mengalami transformasi. Misalnya, dalam tarian tradisional, unsur-unsur yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam dihilangkan atau dimodifikasi. Selain itu, dalam seni lukis dan ukir, penggambaran makhluk hidup yang dianggap tabu dalam Islam juga berkurang. Dalam musik, penggunaan alat musik tertentu yang dianggap bisa membangkitkan hawa nafsu juga dikurangi. Jadi, secara umum, Islam telah membawa perubahan dalam sistem kesenian Suku Gayo, membuatnya lebih sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam.

Bagaimana Islam mempengaruhi musik tradisional Suku Gayo?

Dalam konteks musik, Islam telah membawa perubahan signifikan dalam musik tradisional Suku Gayo. Sebelum masuknya Islam, musik Suku Gayo banyak menggunakan alat musik yang dianggap bisa membangkitkan hawa nafsu, seperti gendang dan seruling. Namun, dengan masuknya Islam, penggunaan alat musik tersebut berkurang. Sebagai gantinya, alat musik yang lebih sesuai dengan ajaran Islam, seperti rebana dan tambur, menjadi lebih dominan. Selain itu, lirik-lirik lagu juga mengalami perubahan, dengan banyaknya lirik yang berisi pujian kepada Allah dan Rasul-Nya.

Apa perubahan dalam tarian tradisional Suku Gayo setelah masuknya Islam?

Tarian tradisional Suku Gayo juga mengalami perubahan setelah masuknya Islam. Sebelumnya, banyak tarian yang berisi unsur-unsur magis dan mitos yang bertentangan dengan ajaran Islam. Namun, setelah masuknya Islam, unsur-unsur tersebut dihilangkan atau dimodifikasi. Misalnya, dalam tarian Saman, yang merupakan tarian khas Suku Gayo, unsur-unsur magis dihilangkan dan diganti dengan gerakan-gerakan yang melambangkan kebersamaan dan kerukunan. Selain itu, kostum tarian juga mengalami perubahan, dengan penambahan unsur-unsur yang menutup aurat sesuai dengan ajaran Islam.

Bagaimana pengaruh Islam terhadap seni lukis dan ukir Suku Gayo?

Seni lukis dan ukir Suku Gayo juga mengalami perubahan setelah masuknya Islam. Sebelumnya, seni lukis dan ukir Suku Gayo banyak menggambarkan makhluk hidup, seperti manusia dan hewan, yang dianggap tabu dalam Islam. Namun, setelah masuknya Islam, penggambaran makhluk hidup berkurang dan diganti dengan motif-motif geometris dan kaligrafi Arab yang sesuai dengan ajaran Islam.

Apa dampak Islam terhadap sastra lisan Suku Gayo?

Sastra lisan Suku Gayo, seperti cerita rakyat dan puisi, juga mengalami perubahan setelah masuknya Islam. Sebelumnya, banyak cerita rakyat dan puisi yang berisi mitos dan legenda yang bertentangan dengan ajaran Islam. Namun, setelah masuknya Islam, unsur-unsur tersebut berkurang dan diganti dengan cerita dan puisi yang berisi ajaran dan nilai-nilai Islam.

Secara keseluruhan, Islam telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sistem kesenian Suku Gayo. Mulai dari tarian, musik, seni lukis dan ukir, hingga sastra lisan, semua mengalami perubahan setelah masuknya Islam. Unsur-unsur yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam dihilangkan atau dimodifikasi, dan diganti dengan unsur-unsur yang lebih sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam. Dengan demikian, Islam telah membawa transformasi dalam sistem kesenian Suku Gayo, membuatnya lebih sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam.