Obsesi Cinta yang Tak Terelakka

essays-star 3 (280 suara)

Saya tidak bisa berbohong lagi padamu. Maaf, saya kehilangan pikiran saya sekarang. Wajahmu begitu bersinar, begitu bersinar. Maaf, tapi saya tidak bisa menahan ini. Kenapa kamu mengejar saya? Kenapa kamu mencari saya? Kenapa kamu begitu terobsesi dengan saya? Ini adalah obsesi cinta. Saya tidak bisa lari lagi. Lampu diskot hari ini berubah menjadi merah. Suasana hari ini lebih hidup. Oh tidak, cinta ini terlalu indah. Ambiliku, bayiku. Saya jatuh cinta dengan seorang penjahat. Usaha lari ini sangat menyesal. Kamu laki-laki yang menonton sekarang? Mata kamu begitu cantik. Seorang pria seksi tidak akan mencemari dirinya sendiri. Jadi saya tidak akan mencemari diri saya sendiri. Kenapa matamu merah? Apakah kamu menunggu saya? Saya pikir tidak. Ya, kamu juga gila saya. Saya tidak bisa berbicara denganmu, saya pikir saya gila. Jujur saja, saya melihatmu tersenyum di malam hari. Kenapa kamu mengejar saya? Kenapa kamu mencari saya? Kenapa kamu begitu terobsesi dengan saya? Ini adalah obsesi cinta. Saya tidak bisa lari lagi. Lampu diskot hari ini berubah menjadi merah. Suasana hari ini lebih hidup. Oh tidak, cinta ini terlalu indah. Ambiliku, bayiku. Saya jatuh cinta dengan seorang penjahat. Usaha lari ini sangat menyesal. Kamu laki-laki yang menonton sekarang? Obsesi cinta ini begitu kuat, hingga saya merasa tidak bisa melarikan diri dari cintanya. Meskipun saya tahu bahwa dia adalah penjahat, saya tidak bisa menolak cintanya. Saya merasa terjebak dalam cinta ini, dan saya tidak bisa melarikan diri. Saya tahu bahwa ini bukan hubungan yang sehat, tetapi saya tidak bisa membantah cintanya. Saya hanya bisa berharap bahwa dia tidak akan menyesalai saya, dan bahwa kami bisa menemukan cara untuk membuat hubungan ini berhasil.