Evaluasi Dampak Sosial dan Etika dalam Sikap Selektif terhadap Kemajuan IPTEK

Dalam era kemajuan teknologi yang pesat, sikap selektif terhadap kemajuan IPTEK menjadi semakin umum di kalangan masyarakat. Sikap ini mencerminkan kecenderungan untuk memilih dan mengadopsi teknologi yang dianggap bermanfaat atau relevan, sementara mengabaikan atau menolak teknologi yang dianggap tidak penting atau berpotensi merugikan. Namun, sikap selektif ini tidak hanya memiliki dampak sosial yang signifikan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan etika yang perlu dievaluasi secara mendalam. Dampak sosial dari sikap selektif terhadap kemajuan IPTEK dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pertama, sikap selektif dapat menciptakan kesenjangan digital antara mereka yang memiliki akses dan keterampilan teknologi dengan mereka yang tidak. Hal ini dapat memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi yang sudah ada, karena mereka yang tertinggal dalam mengadopsi teknologi akan semakin terpinggirkan dalam dunia yang semakin terhubung secara digital. Selain itu, sikap selektif juga dapat mempengaruhi dinamika sosial dan interaksi antarindividu. Dalam era media sosial dan komunikasi digital, adopsi atau penolakan terhadap teknologi tertentu dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seseorang yang memilih untuk tidak menggunakan media sosial mungkin merasa terisolasi atau tidak terhubung dengan teman-teman dan keluarga yang menggunakan platform tersebut. Dalam hal ini, sikap selektif dapat mempengaruhi hubungan sosial dan kualitas hidup seseorang. Namun, selain dampak sosial, sikap selektif terhadap kemajuan IPTEK juga menimbulkan pertanyaan etika yang perlu dievaluasi. Pertama, kita perlu mempertimbangkan apakah sikap selektif ini adil dan adil bagi semua orang. Apakah semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk memilih dan mengadopsi teknologi yang dianggap bermanfaat? Jika tidak, apakah ini mencerminkan ketidakadilan dan kesenjangan dalam akses teknologi? Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan implikasi etika dari penolakan terhadap teknologi tertentu. Apakah penolakan ini didasarkan pada kekhawatiran yang beralasan tentang dampak negatif teknologi tersebut, ataukah didasarkan pada ketakutan yang tidak beralasan atau kurang informasi? Apakah penolakan terhadap teknologi tertentu dapat merugikan individu atau masyarakat secara keseluruhan? Dalam menghadapi sikap selektif terhadap kemajuan IPTEK, penting bagi kita untuk melakukan evaluasi yang mendalam terhadap dampak sosial dan pertanyaan etika yang terkait. Kita perlu memastikan bahwa sikap selektif ini tidak hanya didasarkan pada preferensi pribadi atau kepentingan individu, tetapi juga mempertimbangkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa kemajuan IPTEK dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua orang, tanpa meninggalkan siapa pun di belakang.