Mencegah Timbul Limbah: Dari Penggunaan Plastik Hingga Desain Proses Sintesis Ama

1. Mencegah Timbul Limbah Prinsip pertama dalam mencegah timbulnya limbah adalah dengan meminimalisir penggunaan plastik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari University of Georgia pada tahun 2010, ada 275 juta ton sampah plastik di seluruh dunia, dengan sekitar $4.8-12.7$ juta ton diantaranya terbuang dan mencemari laut. Fakta ini sangat mencengangkan terutama bagi Indonesia yang $70\%$ wilayahnya adalah lautan. Plastik terbuat dari bahan kimia yang sulit terurai dan berbahaya. Dalam penelitian yang diterbitkanurnal Environmental Science and Technology, dijelaskan bahwa $60\%$ produk plastik ditemukan mengandung zat beracun, dan $40\%$ mengandung zat oksidatif yang dicurigai terkait dengan kanker, diabetes, dan penyakit jantung. Sementara $30\%$ lainnya bisa menyebabkan gangguan endokrin. Untuk itu, dengan meminimalisir timbulnya limbah melalui peminimalisiran penggunaan plastik, masyarakat telah mampu menjaga diri sendiri dan lingkungan, serta secara tidak langsung, telah menerapkan pemanfaatan prinsip kimia hijau (green chemistry). 2. Desain Produk Bahan Kimia Aman Tujuannya adalah mencari nilai optimum agar produk bahan kimia memiliki kemampuan dan fungsi yang baik, tetapi juga aman (toksisitas rendah). Caranya adalah mengganti gugus fungsi atau dengan cara menurunkan nilai bioavailability. Upaya yang dikembangkan saat ini adalah penerapan green chemistry yang dilakukan pada pembuatan endapan kalsium karbonat atau Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dengan menggunakan gas CO. Buangan PCC memiliki aplikasi yang luas di antaranya sebagai filler pada industri cat, pasta gigi, kertas, plastik, karet, termasuk kosmetik, obat, dan makanan. 3. Desain Proses Sintesis Aman Metode sintesis didesain untuk menggunakan dan menghasilkan zat yang memiliki kadar sekecil mungkin atau bahkan tidak beracun terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Biorekayasa atau bioteknik juga dipandang sebagai sebuah teknik yang menjanjikan untuk mencapai tujuan-tujuan kimia hijau. Sejumlah bahan kimia proses penting dapat disintesis dalam organisme-organisme terekayasa, seperti asam shikimat, sebuah prakursor oseltamivir yang difermentasi oleh Roche di dalam bakteri. Dengan adanya proses sintetis biorekayasa ini, paparan bahaya bahan-bahan kimia terhadap orang yang menggunakan dan lingkungan dapat diminimalisir. 4. Bahan Baku Terbarukan Pada era modernisasi ini, anak-anak dalam negeri mengupayakan segala pengembangan (green chemistry). Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan baku terbarukan dalam proses produksi. Dengan demikian, tidak hanya dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kimia hijau dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membantu mencegah timbulnya limbah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.