Proses Perumusan UUD NRI Tahun 1945

Pendahuluan: Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945 merupakan tahap penting dalam sejarah Indonesia. Dilakukan oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), proses ini melibatkan berbagai panitia kecil yang membahas dan merancang isi UUD. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang proses perumusan UUD dan pentingnya dalam pembentukan negara Indonesia. Bagian 1: Sidang BPUPK dan Pembentukan Panitia Kecil BPUPK melakukan sidang kedua pada tanggal 10 sampai 16 Juli 1945, di mana mereka membentuk panitia-panitia kecil untuk merancang UUD. Panitia Hukum Dasar, Panitia Pembelaan Tanah Air, dan Panitia Ekonomi dan Keuangan adalah beberapa panitia yang dibentuk. Panitia Hukum Dasar kemudian membentuk Panitia Perancang "Declaration of Rights" untuk merancang isi UUD. Bagian 2: Panitia Perancang UUD Panitia Perancang UUD diketuai oleh Soepomo dan terdiri dari tujuh anggota, yaitu Wongsonegoro, Achmad Soebardjo, Djojoadisoerjo, Alexander Andries Maramis, Panji Singgih, Agoes Salim, dan Soekiman Wirjosandjoyo. Pada tanggal 13 Juli 1945, panitia ini membahas dan menyepakati beberapa hal seperti lambang negara, negara kesatuan, sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan pembentukan Panitia Penghalus Bahasa untuk memperhalus diksi rancangan UUD. Bagian 3: Sidang Pleno BPUPK Keesokan harinya, BPUPK menggelar sidang pleno beragendakan "Pembacaan tentang pernyataan kemerdekaan". Panitia Perancang UUD melaporkan hasil kerjanya dan menyampaikan tiga hal pokok, yaitu pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan UUD, dan batang tubuh UUD yang isinya meliputi wilayah negara Indonesia. Kesimpulan: Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945 merupakan tahap penting dalam pembentukan negara Indonesia. Melalui sidang BPUPK dan pembentukan panitia kecil, berbagai aspek UUD dibahas dan dirancang. Panitia Perancang UUD memainkan peran penting dalam merancang isi UUD dan menyampaikan hasil kerjanya kepada BPUPK. Proses ini menunjukkan pentingnya musyawarah dan perumusan dalam pembentukan negara.