Pengecilan Pangea: Sejarah dan Dampak

Pangea, superbenua terbesar yang pernah ada di Bumi, perlahan-lahan pecah menjadi benua-benua yang kita kenali saat ini selama lebih dari 300 juta tahun yang lalu. Proses ini, yang dikenal sebagai penebangan Pangea, memiliki dampak yang signifikan pada geografi dan iklim Bumi. Pengecilan Pangea dimulai pada akhir periode Paleozoikum dan berlanjut selama periode Mesozoikum. Selama waktu ini, benua-benua yang terpisah mulai bergerak dan bergabung kembali, menciptakan rangkaian benua yang lebih kecil. Proses ini, yang dikenal sebagai tectonic activity, mengarah pada pembentukan pegunungan, lembah, dan samudra baru. Salah satu dampak paling signifikan dari penebangan Pangea adalah pembentukan Samudra Atlantik. Ketika Pangea pecah, dua benua baru, Afrika dan Amerika Utara, mulai bergerak dari satu sama lain. Seiring waktu, kedua benua ini terpisah oleh lembah yang semakin luas, yang akhirnya menjadi Samudra Atlantik. Pengecilan Pangea juga memiliki dampak yang signifikan pada iklim Bumi. Ketika Pangea pecah, iklim menjadi lebih beragam, dengan perbedaan suhu dan curah hujan yang lebih besar antara benua-benua yang berbeda. Ini mengarah pada perkembangan berbagai jenis satwa liar dan ekosistem baru. Secara keseluruhan, penebangan Pangea adalah peristiwa penting dalam sejarah Bumi, yang memiliki dampak yang jauh mencapai dunia kita saat ini. Proses ini telah membentuk geografi, iklim, dan keanekaragaman hayati Bumi, dan terus memengaruhi planet kita hari ini.