Mekanisme MRI dalam Mendeteksi Penyakit

Pendahuluan: MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah metode pencitraan medis yang digunakan untuk mendeteksi penyakit dalam tubuh manusia. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan mekanisme bagaimana MRI bekerja dalam mendeteksi penyakit. Bagian Pertama: Medan magnet yang kuat Orang yang akan diperiksa kesehatannya menggunakan MRI dimasukkan ke dalam medan magnet yang memiliki kekuatan 5.000 kali lipat lebih kuat dari medan magnet bumi. Medan magnet sebesar ini mengakibatkan nukleon tubuh berputar dan berbaris sejajar menjadi jarum kompas. Dalam gambar 6.38a, kita dapat melihat nukleon-nukleon tersebut berbaris sejajar dalam medan magnet. Bagian Kedua: Gelombang radio Nukleon-nukleon yang berbaris sejajar ditembak dengan gelombang radio untuk menginduksi arahnya. Saat arahnya sejajar, nukleon-nukleon tersebut akan memancarkan gelombang radio yang akhirnya diterima oleh komputer sebagai pencitraan kondisi dalam tubuh. Dalam gambar 6.38b, kita dapat melihat nukleon-nukleon tersebut ditembak dengan gelombang radio. Bagian Ketiga: Pencitraan kondisi dalam tubuh Pencitraan yang diterima oleh komputer dapat menunjukkan adanya penyakit dalam tubuh manusia. Teknik MRI ini jauh lebih aman dibandingkan dengan Rontgen (sinar X) dan dapat digunakan untuk mendeteksi tumor serta merekam aktivitas otak yang menanggapi rangsang panas atau dingin. Selain itu, MRI juga dapat digunakan untuk melakukan deteksi dini terhadap gejala epilepsi. Dalam gambar 6.38d, kita dapat melihat hasil pencitraan yang menunjukkan adanya penyakit dalam tubuh manusia. Kesimpulan: MRI menggunakan medan magnet yang kuat dan gelombang radio untuk mendeteksi penyakit dalam tubuh manusia. Teknik ini aman dan dapat digunakan untuk mendeteksi tumor, merekam aktivitas otak, dan melakukan deteksi dini terhadap gejala epilepsi. Dengan menggunakan MRI, kita dapat memperoleh informasi yang penting tentang kondisi kesehatan seseorang.