3. Salah satu prinsip Toyota Way adalah "Ratakan beban kerja (heijunka). (Bekerjalah seperti kura- kura, bukan seperti kelinci )" (Nilai : 30) a. Berikan penjelasan dari prinsip tersebut b. Bagaimana penerapannya di perusahaan dan berikan contohnya c. Dari 14 prinsip Toyota Way mana prinsip yang paling susah diterapkan menurut anda? Jelaskan alasannya

3. Prinsip "Ratakan Beban Kerja (Heijunka)" dalam Toyota Way

(a) Penjelasan Prinsip:

Prinsip "Ratakan Beban Kerja" atau *Heijunka* dalam Toyota Way menekankan pentingnya meratakan produksi dan beban kerja secara konsisten sepanjang waktu. Alih-alih mengalami periode puncak produksi yang diikuti periode lembur dan kemudian periode menganggur, *Heijunka* bertujuan untuk menciptakan aliran produksi yang stabil dan merata. Filosofinya adalah bekerja secara konsisten dan berkelanjutan seperti kura-kura, bukan dengan kerja keras sporadis seperti kelinci yang kemudian diikuti periode istirahat. Hal ini mencegah pemborosan ( *muda*) seperti kelebihan produksi, waktu tunggu, dan persediaan yang berlebihan. Dengan meratakan beban kerja, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan kualitas produk.

(b) Penerapan di Perusahaan dan Contohnya:

Penerapan *Heijunka* melibatkan beberapa strategi, antara lain:

* Perencanaan Produksi yang Terjadwal: Perusahaan membuat jadwal produksi yang merata berdasarkan permintaan pelanggan yang diprediksi. Ini menghindari produksi massal yang hanya berfokus pada pemenuhan pesanan besar, dan mengutamakan produksi dalam jumlah kecil dan konsisten.

* Sistem Penarikan (Pull System): Sistem ini memastikan bahwa produksi hanya dilakukan sesuai dengan permintaan aktual, bukan berdasarkan perkiraan atau prediksi. Contohnya adalah sistem *Kanban*, di mana kartu digunakan untuk menandakan kebutuhan akan komponen atau produk tertentu.

* Penggunaan *Mixed-Model Assembly Lines*: Garis perakitan dirancang untuk memproduksi berbagai macam produk dalam jumlah kecil dan berurutan, bukan hanya satu jenis produk dalam jumlah besar. Ini membantu meratakan beban kerja di setiap stasiun kerja.

Contoh:

Sebuah pabrik mobil yang memproduksi berbagai model mobil dapat menerapkan *Heijunka* dengan menjadwalkan produksi berbagai model secara bergantian, bukan memproduksi satu model dalam jumlah besar lalu beralih ke model lain. Dengan cara ini, setiap stasiun kerja akan memiliki beban kerja yang relatif konsisten, mengurangi waktu tunggu dan mencegah kelebihan produksi.


(c) Prinsip Toyota Way yang Paling Sulit Diterapkan:

Menurut saya, prinsip Toyota Way yang paling sulit diterapkan adalah "Berkembang secara berkelanjutan (Kaizen)". Meskipun semua prinsip saling berkaitan dan membutuhkan komitmen yang kuat, *Kaizen* membutuhkan perubahan budaya yang mendalam dan berkelanjutan dalam organisasi.

Alasannya:

* Perubahan Mindset: *Kaizen* membutuhkan perubahan mindset dari semua karyawan, dari tingkat manajemen puncak hingga pekerja lapangan. Ini memerlukan komitmen untuk terus-menerus meningkatkan proses dan produk, serta kemauan untuk menerima kritik dan saran. Membudayakan budaya perbaikan berkelanjutan membutuhkan waktu dan usaha yang signifikan.

* Implementasi yang Kompleks: Penerapan *Kaizen* membutuhkan pendekatan sistematis dan terstruktur. Perusahaan perlu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, mengembangkan solusi yang efektif, dan mengimplementasikannya secara bertahap. Proses ini membutuhkan keahlian, sumber daya, dan komitmen yang konsisten.

* Hambatan Budaya dan Organisasi: Perubahan budaya dan organisasi seringkali menghadapi hambatan, seperti resistensi terhadap perubahan, kurangnya komunikasi, dan kurangnya kepemimpinan yang kuat. Mengatasi hambatan ini membutuhkan strategi yang efektif dan kepemimpinan yang visioner.

Meskipun *Heijunka* juga membutuhkan perubahan proses dan sistem, implementasinya relatif lebih mudah diukur dan dipantau dibandingkan dengan *Kaizen* yang bersifat lebih holistik dan membutuhkan perubahan budaya yang mendalam.