1. Dataset tentang Kerusakan Habitat: Mahasiswa akan diberikan dataset tentang kerusakan habitat yang berisi informasi mengenai berbagai jenis kerusakan habitat di beberapa lokasi. Data ini bisa mencakup variabel seperti: Lokasi (contoh: wilayah atau jenis ekosistem). Tingkat kerusakan (contoh persentase kerusakan pada ekosistem) Jenis kerusakan (contoh:deforestasi, polusi air, atau perusakan terumbu karang).

Dataset tentang Kerusakan Habitat membutuhkan perencanaan yang matang agar informatif dan bermanfaat untuk analisis. Berikut contoh struktur dataset yang bisa digunakan, beserta penjelasan variabel dan pertimbangan tambahan:

Nama File: Kerusakan_Habitat.csv (atau format lain yang sesuai)

Variabel:

* ID: (Integer) ID unik untuk setiap entri data. Ini penting untuk identifikasi dan pengelompokan data.
* Lokasi: (String) Lokasi spesifik kerusakan habitat. Sebaiknya menggunakan koordinat geografis (latitude dan longitude) untuk presisi, atau nama lokasi yang jelas dan konsisten (misalnya, "Taman Nasional XYZ", "Sungai ABC, Seksi 3"). Jika menggunakan nama lokasi, perlu disertai dengan informasi geografis tambahan untuk konteks.
* Jenis_Ekosistem: (String) Jenis ekosistem yang terdampak (misalnya, hutan hujan tropis, terumbu karang, padang rumput). Ini membantu dalam analisis spesifik jenis habitat.
* Jenis_Kerusakan: (String) Jenis kerusakan yang terjadi (misalnya, deforestasi, polusi air, perburuan liar, pembangunan infrastruktur, perubahan iklim). Perlu dipertimbangkan untuk membuat kategori yang lebih spesifik jika diperlukan (misalnya, deforestasi karena pertambangan, deforestasi karena pertanian).
* Luas_Area_Terdampak (km²): (Float) Luas area yang terdampak kerusakan, dalam kilometer persegi. Ini memberikan ukuran kuantitatif dari kerusakan.
* Persentase_Kerusakan: (Float) Persentase kerusakan habitat di area yang terdampak. Ini memberikan gambaran proporsi kerusakan.
* Tahun: (Integer) Tahun terjadinya kerusakan atau pengukuran kerusakan. Ini penting untuk melihat tren kerusakan dari waktu ke waktu.
* Sumber_Data: (String) Sumber data (misalnya, citra satelit, survei lapangan, laporan pemerintah). Ini penting untuk menilai kredibilitas data.
* Keterangan: (String) Kolom untuk catatan tambahan atau informasi relevan lainnya.

Contoh Data:

| ID | Lokasi | Jenis_Ekosistem | Jenis_Kerusakan | Luas_Area_Terdampak (km²) | Persentase_Kerusakan | Tahun | Sumber_Data | Keterangan |
|----|----------------------|-----------------|-----------------|-----------------------------|-----------------------|-------|----------------------|-------------------------------------------|
| 1 | -6.2000, 106.8167 | Hutan Hujan Tropis | Deforestasi | 10.5 | 25 | 2022 | Citra Satelit Landsat | Deforestasi untuk perkebunan kelapa sawit |
| 2 | Taman Nasional XYZ | Terumbu Karang | Polusi Air | 2.2 | 15 | 2023 | Survei Lapangan | Polusi akibat limbah industri |
| 3 | Sungai ABC, Seksi 3 | Sungai | Polusi Air | 5.0 | 30 | 2021 | Laporan Pemerintah | Pencemaran logam berat |


Pertimbangan Tambahan:

* Skala spasial: Tentukan skala spasial yang sesuai untuk dataset (misalnya, tingkat nasional, regional, lokal).
* Resolusi temporal: Tentukan frekuensi pengumpulan data (misalnya, tahunan, bulanan).
* Akurasi data: Pertimbangkan akurasi dan keandalan sumber data.
* Standarisasi data: Pastikan konsistensi dalam pengukuran dan pelaporan data.


Dataset ini dapat digunakan untuk berbagai analisis, seperti:

* Mengidentifikasi area dengan tingkat kerusakan habitat yang tinggi.
* Menganalisis hubungan antara jenis kerusakan dan jenis ekosistem.
* Memprediksi tren kerusakan habitat di masa depan.
* Mengevaluasi efektivitas upaya konservasi.


Ingatlah untuk selalu mencantumkan sumber data dan metodologi pengumpulan data untuk memastikan transparansi dan reproduksibilitas penelitian.