1. Berikan penjelasan tentang: a) Fungsi uang dan jenis-jenis uang b) Peran Bank Indonesia dalam sistem perbankan sentral 2. Berikan penjelasan tentang Jang Quahan uang dan tingkat inflasi sesuai dengan Teori Jumlah Uang (Quantity Theory of Money)! . Berikan penjelasan tentang tabungan dan investasi dalam perhitungan pendapatan negara! Sebutkan dan jelaskan faktor penentu produktivitas suatu negara! Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran di suatu negara!

1. a) Fungsi Uang dan Jenis-Jenis Uang

Uang memiliki tiga fungsi utama dalam suatu perekonomian:

* Sebagai Alat Tukar (Medium of Exchange): Fungsi ini merupakan fungsi utama uang. Uang memudahkan transaksi karena menghilangkan kebutuhan barter (tukar menukar barang langsung). Dengan uang, kita dapat membeli barang dan jasa dengan mudah tanpa harus mencari orang yang membutuhkan barang yang kita miliki untuk ditukar.

* Sebagai Penyimpan Nilai (Store of Value): Uang dapat menyimpan nilai kekayaan dari waktu ke waktu. Meskipun nilai uang dapat berfluktuasi karena inflasi, uang tetap menjadi alat penyimpanan nilai yang relatif mudah dan diterima secara luas.

* Sebagai Satuan Hitung (Unit of Account): Uang berfungsi sebagai standar untuk menentukan harga barang dan jasa. Dengan adanya satuan uang, kita dapat membandingkan harga barang dan jasa yang berbeda dengan mudah.


Jenis-jenis uang dapat diklasifikasikan menjadi:

* Uang Kartal (Currency): Uang yang berbentuk fisik, seperti uang kertas dan logam yang dikeluarkan oleh pemerintah (Bank Sentral). Uang kartal merupakan alat pembayaran yang sah.

* Uang Giral (Demand Deposits): Uang yang disimpan dalam rekening bank dan dapat ditarik sewaktu-waktu dengan cek, kartu debit, atau transfer elektronik. Uang giral merupakan alat pembayaran yang juga diterima secara luas.

* Uang Kuasi (Near Money): Aset keuangan yang mudah dikonversi menjadi uang kartal atau uang giral, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, dan obligasi jangka pendek. Meskipun bukan uang secara langsung, uang kuasi memiliki likuiditas tinggi.

1. b) Peran Bank Indonesia dalam Sistem Perbankan Sentral

Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral di Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan negara. Peran utamanya meliputi:

* Mengatur dan mengawasi perbankan: BI menetapkan kebijakan moneter, mengatur kegiatan perbankan, dan mengawasi kesehatan bank-bank di Indonesia untuk mencegah krisis keuangan.

* Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter: BI mengatur jumlah uang beredar dalam perekonomian melalui berbagai instrumen kebijakan moneter seperti suku bunga, cadangan wajib minimum, dan operasi pasar terbuka. Tujuannya untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

* Mengatur dan menjaga nilai Rupiah: BI berupaya menjaga nilai tukar Rupiah agar tetap stabil terhadap mata uang asing.

* Melayani pemerintah: BI bertindak sebagai bankir pemerintah, mengelola kas negara, dan menerbitkan uang kertas dan logam.

* Menjaga sistem pembayaran: BI mengembangkan dan mengawasi sistem pembayaran di Indonesia untuk memastikan kelancaran transaksi keuangan.

2. Pertumbuhan Uang, Tingkat Inflasi, dan Teori Kuantitas Uang

Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money) menjelaskan hubungan antara jumlah uang beredar dan tingkat harga. Persamaan dasar teori ini adalah:

MV = PQ

di mana:

* M: Jumlah uang beredar
* V: Velocity of money (kecepatan peredaran uang, yaitu berapa kali uang berpindah tangan dalam suatu periode)
* P: Tingkat harga umum
* Q: Jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan (output riil)

Teori ini menyatakan bahwa jika jumlah uang beredar (M) meningkat lebih cepat daripada jumlah barang dan jasa (Q), maka tingkat harga (P) akan naik, yang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya, jika jumlah uang beredar meningkat lebih lambat daripada jumlah barang dan jasa, maka tingkat harga akan turun (deflasi). Kecepatan peredaran uang (V) diasumsikan konstan dalam jangka pendek. Pertumbuhan uang yang berlebihan tanpa diimbangi pertumbuhan output riil akan menyebabkan inflasi.

3. Tabungan dan Investasi dalam Perhitungan Pendapatan Nasional

Tabungan (S) dan investasi (I) merupakan komponen penting dalam perhitungan pendapatan nasional. Dalam model pendapatan nasional sederhana, berlaku persamaan:

S = I

Artinya, tabungan masyarakat harus sama dengan investasi yang dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah. Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi, sementara investasi merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi. Jika tabungan lebih besar dari investasi, maka akan terjadi penurunan pendapatan nasional, dan sebaliknya. Perhitungan pendapatan nasional menggunakan pendekatan pengeluaran (expenditure approach) yang memasukkan investasi sebagai salah satu komponen pengeluaran agregat.

4. Faktor Penentu Produktivitas Suatu Negara

Produktivitas suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

* Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM): Tingkat pendidikan, keterampilan, dan kesehatan penduduk berpengaruh signifikan terhadap produktivitas. SDM yang terampil dan sehat akan lebih produktif.

* Teknologi dan Inovasi: Penggunaan teknologi yang maju dan inovasi dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

* Kualitas Infrastruktur: Infrastruktur yang memadai, seperti jalan raya, pelabuhan, dan jaringan komunikasi, sangat penting untuk mendukung kegiatan ekonomi dan meningkatkan produktivitas.

* Modal Fisik: Ketersediaan modal fisik, seperti mesin dan peralatan, sangat penting untuk meningkatkan produktivitas.

* Efisiensi Pasar: Pasar yang efisien dan kompetitif akan mendorong inovasi dan alokasi sumber daya yang optimal, sehingga meningkatkan produktivitas.

* Tata Kelola Pemerintahan yang Baik: Pemerintahan yang baik, transparan, dan akuntabel akan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan meningkatkan produktivitas.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Suatu Negara

Tingkat pengangguran dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

* Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang lambat atau negatif biasanya diiringi dengan peningkatan tingkat pengangguran.

* Struktur Ekonomi: Perubahan struktur ekonomi, misalnya pergeseran dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa, dapat menyebabkan pengangguran sementara bagi pekerja yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan di sektor baru.

* Teknologi: Otomatisasi dan penggunaan teknologi yang maju dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan menyebabkan pengangguran struktural.

* Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah terkait upah minimum, pajak, dan subsidi dapat mempengaruhi tingkat pengangguran.

* Siklus Bisnis: Tingkat pengangguran cenderung meningkat selama resesi dan menurun selama masa ekspansi ekonomi.

* Mobilitas Tenaga Kerja: Kemampuan tenaga kerja untuk berpindah pekerjaan dan lokasi juga mempengaruhi tingkat pengangguran. Kurangnya mobilitas dapat menyebabkan pengangguran yang lebih tinggi.


Semoga penjelasan di atas bermanfaat.