I. Seorang wanita memiliki keinginan kuat untuk melaksanakan ibadah haji/umrah , akan tetapi wanita tesebut tidak memilik mahrom, bagaimana hukum wanita tersebut yang melaksanakan haji/umroh tanpa ditemani mahrom dan jelaskan dengan dalil pendapat anda? 2. Jelaskan perbedaan dari sisi rukun dan syarat umroh dan haji! 3. Evaluasilah praktik yang sering dilakukar jamaah saat melempar jumrah yang bisa menyalahi aturan ibadah haji dan berikan solusi agar tetap sesuai syariat! 4. Jelaskan tata cara pelaksanaan tawaf dan sa'i sesuai dengan rukun umroh!

1. Hukum Wanita Tanpa Mahrom Melaksanakan Haji/Umrah:

Wanita yang tidak memiliki mahrom (pelindung) diperbolehkan melaksanakan haji atau umrah tanpa ditemani oleh mahrom. Dalam Islam, seorang wanita yang sudah baligh dan berakal memiliki hak untuk melakukan ibadah haji dan umrah sesuai dengan kemampuannya. Tidak ada larangan bagi wanita untuk melaksanakan ibadah ini tanpa mahrom. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa tidak ada 'ibadah yang dia (Nabi) sukai kecuali shalat, dan dia juga tidak suka shalat dilakukan oleh perempuan kecuali dalam keadaan darurat (tidak ada mahrom). (HR. Ibnu Majah).

2. Perbedaan Sisi Rukun dan Syarat Umrah dan Haji:

- Rukun Umrah:
1. Berangkat dari tempat tinggal menuju Masjidil Haram.
2. Melakukan tawaf sebanyak tujuh kali.
3. Melakukan sa'i sebanyak tujuh kali.
4. Mencukur atau memendekkkan rambut.
5. Melakukan tahallul (mencukur atau memendekkkan rambut).

- Rukun Haji:
1. Berangkat dari tempat tinggal menuju Masjidil Haram.
2. Melakukan tawaf sebanyak tujuh kali.
3. Melakukan sa'i sebanyak tujuh kali.
4. Mencukur atau memendekkkan rambut.
5. Melakukan tahallul (mencukur atau memendekkkan rambut).
6. Melakukan melempar jumrah (menghajar) pada tanggal 10 Dzulhijjah.
7. Melakukan tashrik (melakukan shalat sunnah di Padang Arafah).

- Syarat Umrah:
1. Islam.
2. Baligh.
3. Berakal.
4. Merdeka (bukan budak).
5. Memiliki tempat tinggal tetap.
6. Mampu melaksanakan perjalanan dan biaya yang diperlukan.

- Syarat Haji:
1. Islam.
2. Baligh.
3. Berakal.
4. Merdeka (bukan budak).
5. Memiliki tempat tinggal tetap.
6. Mampu melaksanakan perjalanan dan biaya yang diperlukan.
7. Tidak melakukan haji pada tahun sebelumnya.

3. Evaluasi Praktik Melempar Jumrah:

Praktik melempar jumrah yang sering dilakukan jamaah sering kali menyalahi aturan syariat. Beberapa masalah yang sering terjadi adalah:
- Melempar jumrah sebelum waktunya (sebelum shalat Idul Adha).
- Melempar jumrah dengan menggunakan alat bantu seperti tongkat atau batang.
- Melempar jumrah dengan jumlah sa' (lemparan) yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Solusi:
- Pastikan untuk melempar jumrah pada waktu yang tepat, yaitu setelah shalat Idul Adha.
- Hindari menggunakan alat bantukat atau batang. Gunakan tangan kosong sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
- Pastikan jumlah sa' yang dilempar sesuai dengan ketentuan, yaitu tujuh sa' untuk setiap jumrah.

4. Tata Cara Pelaksanaan Tawaf dan Sa'i Sesuai dengan Rukun Umrah:

- Tawaf:
1. Berangkat dari tempat tinggal menuju Masjidil Haram.
2. Memasuki Masjidil Haram dan melakukan tawaf sebanyak tujuh kali.
3. Setiap kali mengelilingi Ka'bah, bacakan doa dan mengingat Allah SWT.
4. Setelah selesai, keluar dari Masjidil Haram dan kembali ke tempat tinggal.

- Sa'i:
1. Berangkat dari tempat tinggal menuju Masjidil Haram.
2. Set