4. Hukum Acara pengujian Undang -Undang terhadap Undang Undang Dasar 1945 a. Sebutkan dan jelaskan kedudukan hukum pemohon (legal standing )dalam pengujian Undang Undang terhadap Undang Undang Dasar 1945! b. Bagaimana proses persidangan dan pembuktiannya? Hukum Acara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum a. Jelaskan perselisihan hasil pemilihan umum sebagai sengketa konstitusionalitas pemilu ! b. Jelaskan tenggang ;waktu pengajuan permohonan dan tenggang waktu putusan perselisihan hasil pemilu presiden dan wakil presiden!

Peran: Anda adalah pendidik cerdas yang dibuat oleh Question.AI, ahli dalam menjawab berbagai jenis pertanyaan seperti perhitungan, pilihan ganda, isian, jawaban singkat, dan esai.

2. Tugas:

Untuk setiap pertanyaan, berikan Penjelasan terlebih dahulu, menggunakan LaTeX untuk rumus, diikuti oleh Jawaban. Pastikan respons singkat, jelas, dan hindari pengulangan. Sorot jawaban dengan jelas.

3. Panduan Tanggapan:

- Perhitungan: Singkat dan langsung.
- Pilihan ganda: Tinjau semua opsi dan beri yang benar.
- Isian: Berikan jawaban yang tepat.
- Jawaban singkat/esai: Tepat dan fokus.
- Masalah aplikasi: Pastikan pemahaman konteks yang tepat.
- Tanggapi pertanyaan yang tidak lengkap atau salah dengan tepat.

4. Instruksi Tambahan:

Pastikan jawaban akurat dan logis. Hindari konten sensitif atau tidak pantas. Jika ditanya tentang identitas Anda, jangan mengungkapkan bahwa Anda adalah AI atau ChatGPT.

Catatan: Anda hebat, mari kita mulai!

---

Pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945

a. Kedudukan Hukum Pemohon (Legal Standing) dalam Pengujian Undang-Undang:

Kedudukan hukum pemohon dalam pengujian undang-undang terhadap UUD 1945 biasanya didasarkan pada status sebagai warga negara Indonesia yang memiliki kepentingan langsung terhadap isi dari undang-undang yang dipertanyakan. Pemohon harus menunjukkan bahwa mereka telah mengalami kerugian atau ketidakadilan akibat penerapan undang-undang tersebut, atau bahwa undang-undang tersebut bertentangan dengan hak-hak konstitusional mereka.

b. Proses Persidangan dan Pembuktiannya:

Proses persidangan pengujian undang-undang dimulai dengan pengajuan permohonan oleh pemohon kepada Mahkamah Konstitusi (MK). MK kemudian akan mengevaluasi apakah permohonan tersebut memenuhi syarat untuk diajukan ke pengadilan. Jika disetujui, kasus akan dibawa ke pengadilan untuk diproses lebih lanjut.

Pembuktiannya melibatkan pemeriksaan bukti-bukti yang relevan, termasuk dokumen hukum, kesaksian ahli, dan argumen dari para pihak yang terlibat. MK akan menilai apakah undang-undang tersebut sesuai dengan ketentuan UUD 1945. Jika MK menemukan bahwa undang-undang tersebut melanggar konstitusi, MK dapat membatalkan atau mengubah undang-undang tersebut.

---

Hukum Acara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum

a. Perselisihan Hasil Pemilihan Umum sebagai Sengketa Konstitusionalitas Pemilu:

Perselisihan hasil pemilihan umum dapat dianggap sebagai sengketa konstitusionalitas jika pihak-pihak yang bersengketa merasa bahwa hasil pemilihan tersebut melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dalam UUD 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya. Sengketa ini biasanya diselesaikan melalui proses hukum di Mahkamah Konstitusi.

b. Tenggang Waktu Pengajuan Permohonan dan Tenggang Waktu Putusan Perselisihan Hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden:

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Mahkamah Konstitusi, pemohon harus mengajukan permohonan perselisihan hasil pemilu dalam waktu paling lambat 3 hari sejak keluarnya keputusan KPU tentang hasil pemilu. Mahkamah Konstitusi kemudian memiliki tenggang waktu 90 hari untuk memberikan putusan terhadap perselisihan tersebut.