Berikut ini yang menjadi latar hukum lebih memilih penyelesaian sengketa secara Penyelesaian Sengketa atau adalah. __ 1) sengketa terlambat akar mengakibatkar perkembangan pembangunan tidak efisien , produktifitas ; menurun , dunia bisnis mengalami kemandulan dan biaya produksi meningkat 2) penyelesaian sengketa biasanye dilakukan secara litigasi atau penyelesaian sengketa di muka pengadilan . Dalam keadaan demikian, posisi para pihak yang bersengketa sangat antagonistis (saling satu sama lain). Penyelesaiar model tidak direkomendasikan sebagai alternatif penyelesaian sengketa komersial 3) lembaga peradilan tidak selalu menguntungkan secara adil bagi kepentingan para pihak yang bersengketa

Latar hukum yang lebih memilih penyelesaian sengketa alternatif (di luar pengadilan) didasarkan pada beberapa pertimbangan, yang tercermin dalam poin-poin yang Anda berikan:

1. Inefisiensi dan Biaya Litigasi: Poin pertama menyoroti kerugian ekonomi yang signifikan akibat sengketa yang diselesaikan melalui litigasi. Proses pengadilan yang panjang dan rumit dapat menyebabkan keterlambatan proyek pembangunan, penurunan produktivitas, dan peningkatan biaya produksi. Hal ini mendorong pencarian alternatif penyelesaian sengketa yang lebih cepat, efisien, dan hemat biaya. Latar hukum yang mendukung alternatif penyelesaian sengketa bertujuan untuk meminimalisir dampak negatif ekonomi ini.

2. Sifat Antagonistis Litigasi: Poin kedua menekankan sifat antagonistis yang inheren dalam litigasi. Proses pengadilan seringkali memperburuk hubungan antara pihak-pihak yang bersengketa, menciptakan suasana permusuhan yang merugikan semua pihak pada akhirnya. Alternatif penyelesaian sengketa, seperti negosiasi, mediasi, atau arbitrase, menawarkan pendekatan yang lebih kolaboratif dan memungkinkan penyelesaian yang saling menguntungkan, menjaga hubungan bisnis di masa depan. Latar hukum yang mendukung alternatif penyelesaian sengketa bertujuan untuk mendorong pendekatan yang lebih konstruktif dan menjaga hubungan bisnis.

3. Keadilan dan Kepentingan Pihak: Poin ketiga menyoroti potensi ketidakadilan dalam sistem peradilan. Proses pengadilan yang formal dan kompleks terkadang tidak mampu memberikan keadilan yang adil bagi semua pihak yang terlibat. Alternatif penyelesaian sengketa dapat menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam mempertimbangkan kepentingan khusus masing-masing pihak dan mencapai solusi yang lebih adil dan memuaskan. Latar hukum yang mendukung alternatif penyelesaian sengketa bertujuan untuk memastikan akses keadilan yang lebih efektif dan efisien.

Secara keseluruhan, latar hukum yang mendukung penyelesaian sengketa alternatif didasarkan pada prinsip efisiensi, keadilan, dan pemeliharaan hubungan bisnis. Undang-undang dan peraturan yang mendukung mediasi, arbitrase, dan negosiasi bertujuan untuk memberikan kerangka hukum yang jelas dan terpercaya bagi pihak-pihak yang memilih untuk menyelesaikan sengketa mereka di luar pengadilan. Keberhasilan alternatif penyelesaian sengketa bergantung pada kesadaran dan penerimaan oleh para pihak akan manfaatnya, serta dukungan dari sistem hukum yang memadai.