3 Sebuah bangunan berlokasi di JI. Jend Sudirman Kelurahan Sempur Kecamatan (30) Bogor Tengah Kota Bogor. Lokasi aset sangat strategis berada di koridor aktif pusat Kota Bogor serta berdekatan dengan Kebun Raya Bogor , Stasiun KA Bogor Terminal Baranangsiang Bogor serta Gerbang Tol Bogor.Luas lahan aset sebesar 2.700 meter persegi. Mengacu pada ketentuan detail dalam arahan zonasi dan pemanfaatan ruang RDTR WP A Kota Bogor Tahun 2021 , Gedung tersebut diarahkan untuk kegiatan K-2 yang artinya untuk kegiatan komersil perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan Sub WP. Dengan luas lahan 2.700m2 ketentuan pembangunan memiliki Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 60% dan ketentuan KLB berkisar antara 4-8 lantai serta Garis Sempadan Bangunan (GSB) berkisar antara 12-15 meter dari badan Jalan Jendral Sudirman. Anda diminta untuk: a) Berdasarkan ketentuan KDB dan KLB serta daya dukung lingkungan, jelaskan perhitungan jumlah dan besaran bangunan fungsi utama yang dapat dibangun di atas lahan tersebut! b) Jelaskan seberapa penting Analisis intensitas pemanfaatan ruang dilakukan dalam perencanaan kawasan atau perkotaan? c) Berikan 5 alasan seorang perencana kota harus menguasai teknik analisis pemetaan!

a) Perhitungan Jumlah dan Besaran Bangunan Fungsi Utama

Untuk meng jumlah dan besaran bangunan fungsi utama yang dapat dibangun di atas lahan tersebut, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan ketentuan Ketinggian Lantai Bangunan (KLB).

1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB): KDB adalah rasio antara luas bangunan yang dapat dibangun dengan luas lahan yang tersedia. Dalam kasus ini, KDB adalah 60%. Jadi, luas bangunan yang dapat dibangun adalah:
\[
\text{Luas Bangunan} = \text{Luas Lahan} \times \text{KDB} = 2700 \, \text{m}^2 \times 0.60 = 1620 \, \text{m}^2
\]

2. Ketinggian Lantai Bangunan (KLB): KLB menentukan jumlah lantai yang dapat dibangun. Dengan KLB berkisar antara 4-8 lantai, kita bisa menghitung volume bangunan maksimum:
\[
\text{Volume Maksimum} = \text{Luas Bangunan} \times \text{KLB Maksimum} = 1620 \, \text{m}^2 \times 8 = 12960 \, \text{m}^3
\]

3. Daya Dukung Lingkungan: Daya dukung lingkungan mencakup aspek-aspek seperti aksesibilitas, kepadatan penduduk, dan fasilitas umum. Dengan lokasi strategisidor aktif pusat Kota Bogor dan berdekatan dengan berbagai fasilitas seperti Kebun Raya Bogor dan Stasiun KA Bogor, daya dukung lingkungan sangat mendukung pembangunan komersial dan jasa.

Dengan demikian, berdasarkan ketentuan KDB dan KLB serta daya dukung lingkungan, jumlah dan besaran bangunan fungsi utama yang dapat dibangun di atas lahan tersebut adalah sekitar 1620 m² dengan kemungkinan ketinggian lantai hingga 8 lantai.

b) Pentingnya Analisis Intensitas Pemanfaatan Ruang

Analisis intensitas pemanfaatan ruang sangat penting dalam perencanaan kawasan atau perkotaan karena:

1. Optimalisasi Penggunaan Ruang: Membantu menentukan penggunaan ruang yang paling efisien dan efektif untuk berbagai kegiatan, seperti komersial, residensial, dan industri.

2. Pengendalian Perkembangan Urban: Mengidentifikasi area-area yang sudah jenuh atau overbuilt sehingga dapat menghindari pembangunan yang tidak terkendali.

3. Perencanaan Infrastruktur: Memastikan bahwa infrastruktur seperti jalan, transportasi, dan utilitas tersedia sesuai kebutuhan dan mampu mendukung pemanfaatan ruang yang direncanakan.

4. Pengelolaan Lingkungan: Membantu dalam pelestarian lingkungan dengan menghindari konversi lahan yang berlebihan dan memastikan keseimbangan antara pembangunan dan konservasi.

5. Pembangunan Berkelanjutan: Mendukung pembangunan yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam penggunaan ruang.

c) Alasan Perencana Kota Harus Menguasai Teknik Analisis Pemetaan

1. Pemahaman Geografis: Teknik analisis pemetaan membantu perencana kota memahami topografi dan karakteristik geografis kawasan yang direncanakan.

2. Pengambilan Keputusan: Memberikan data visual yang jelas untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dan terinformasi dalam perencanaan kawasan.

3. Manajemen Ruang: Membantu dalam pengelolaan ruang dengan mengidentifikasi potensi dan keterbatasan area, sehingga penggunaan ruang dapat dioptimalkan.

4. Perencanaan Transportasi: Analisis pemetaan penting untuk merancang sistem transportasi yang efisien dan ramah lingkungan, mengingat hubungan antara transport