PT. Industri Lestari adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi pupuk organik. Dalam proses produksinya perusahaan ini membuang limbah organik cair ke sungai yang mengalir melewati area persawahan milik petani setempat Limbah organik cair tersebut menyebabkan pencemaran sungai, mengakibatkan kematian ikan dan ternak, serta penurunan produktivitas pertanian. Sejumlah petani yang terdampak kemudian membentuk kelompok dan mengajukan protes kepada pemerintah daerah. Berdasarkan kasus di atas jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Jelaskan langkah-langkah penegakan hukum lingkungan yang dapat dilakukan oleh pemerintah melalui instrumen hukum administras dalam kasus ini. Sebutkan contoh-contoh tindakan administratif yang spesifik berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009. 2. Bagaimana kelompok petani dapat menggunakan instrumen hukum perdata untuk menuntut ganti rugi atas kerugian yang mereka alami akibat pencemaran tersebut? Jelaskan jenis gugatan perdata apa yang dapat diajukan dan pihak-pihak yang dapat dijadikan tergugat.

1. Penegakan Hukum Lingkungan:

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pemerintah dapat melakukan beberapa langkah penegakan hukum lingkungan melalui instrumen hukum administrasi. Berikut adalah langkah-langkah dan contoh tindakan administratif yang spesifik:

Langkah-langkah Penegakan Hukum Lingkungan:

1. Pengawasan dan Pemantauan:
- Pemerintah melakukan pengawasan terhadap kegiatan industri untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan.
- Pemantauan lingkungan di area sekitar industri untuk mendeteksi adanya pencemaran atau kerusakan lingkungan.

2. Penertiban dan Penegakan Sanksi:
- Jika ditemukan pelanggaran terhadap ketentuan perlindungan lingkungan, pemerintah dapat melakukan penertiban dan memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Sanksi dapat berupa peringatan, denda, atau pencabutan izin usaha.

3. Tindakan Administratif Spesifik:
- Surat Peringatan: Diberikan kepada industri yang melanggar aturan tetapi belum menimbulkan kerusakan besar.
- Surat Ancam: Diberikan jika pelanggaran berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan.
- Penutupan Sementara: Industri dapat ditutup sementara jika ditemukan pelanggaran serius yang membahayakan lingkungan.
- Pencabutan Izin Usaha: Jika pelanggaran terus berlanjut meskipun sudah diberikan peringatan.

2. Instrumen Hukum Perdata:

Kelompok petani yang terdampak dapat menggunakan instrumen hukum perdata untuk menuntut ganti rugi atas kerugian yang mereka alami akibat pencemaran. Berikut adalah jenis gugatan perdata yang dapat diajukan dan pihak-pihak yang dapat dijadikan tergugat:

Jenis Gugatan Perdata:

1. Gugatan Tuntut Ganti Rugi (TGR):
- Dasar Hukum: Pasal 6 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
- Objektif: Memperoleh ganti rugi atas kerugian yang dialami akibat pencemaran.

2. Pihak-pihak yang Dapat Dijadikan Tergugat:
- PT. Industri Lestari: Sebagai pihak yang melakukan kegiatan produksi dan membuang limbah organik cair ke sungai.
- Pemerintah Daerah: Jika terbukti gagal dalam pengawasan dan penegakan peraturan lingkungan.

Langkah-langkah dalam Gugatan Tuntut Ganti Rugi:

1. Pengajuan Permohonan: Kelompok petani mengajukan permohonan tuntut ganti rugi kepada pengadilan.
2. Pembuktian Kerugian: Petani harus membuktikan bahwa mereka mengalami kerugian akibat pencemaran, seperti kerusakan tanaman, kematian ikan, dan penurunan produktivitas pertanian.
3. Pembuktian Pelanggaran: Harus dibuktikan bahwa PT. Industri Lestari melanggar peraturan lingkungan yang berlaku.
4. Pengadilan: Pengadilan akan memutuskan apakah PT. Industri Lestari bertanggung jawab dan harus memberikan ganti rugi kepada kelompok petani.

Dengan menggunakan instrumen hukum perdata, kelompok petani dapat menuntut ganti rugi atas kerugian yang mereka alami akibat pencemaran yang dilakukan oleh PT. Industri Lestari.