Fandy et al./Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan../Jurnal Titra, Vol. 10, No. 2, Juli 2022, pp. 129-136 kerugian material sedang adalah jumlah kerugian 5 juta rupiah sampai dengan 10 juta rupiah. Tingkat kerugian material kecil adalah jumlah kerugian 1 juta rupiah sampai dengan 5 juta rupiah. Tingkat kerugian material sangat kecil adalah jumlah kerugian dibawah 1 juta rupiah. Tingkat kemungkinan dan tingkat keparahan kemudian dikalikan untuk mendapatkan nilai risiko, klasifikasi nilai risiko dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Matrix nilai risiko (DOSH [2]) Likelihood (L) Likelihood (L) Severity (S) 5 5 2 3 4 5 4 4 8 15 20 25 3 3 6 9 12 12 2 2 4 6 8 10 1 1 2 3 4 5 "Likelihood (L)" Severity (S) 5 5 2 3 4 5 4 4 8 15 20 25 3 3 6 9 12 12 2 2 4 6 8 10 1 1 2 3 4 5 Tabel nilai risiko dapat diklasifikasikan menjadi 3 nilai risiko, yaitu Merah, Kuning, dan Hijau. Dimana Merah merupakan risiko tertinggi dan Hijau adalah risiko terendah. Pengendalian Risiko Pengendalian risiko adalah langkah yang diambil untuk menghapus bahaya-bahaya yang terdapat pada lingkungan kerja. Hal ini adalah agar pekerja yang memasuki area kerja tidak akan terpapar bahaya saat melakukan pekerjaan mereka. (DOSH [2]). Pengendalian risiko dilakukan melalui Pendekatan Hierarki Pengendalian (Hierarchy of Control). Hierarki pengendalian risiko adalah urutan-urutan yang dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian risiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa tingkatan secara berurutan. Berikut adalah hierarki pengendalian (Ismara et al. [3]). Urutan pertama pada hierarki pengendalian adalah eliminasi. Eliminasi adalah langkah pengendalian risiko yang bersifat menghapus atau permanen. Langkah ini adalah langkah yang harus diprioritaskan terlebih dahulu. Eliminasi dapat dilakukan dengan mengubah tempat objek maupun sistem kerja pada tempat kerja yang perlu diubah berdasarkan syarat ketentuan K3. Syarat dapat berupa ketentuan, peraturan, dan Nilai Ambang Batas (NAB). Urutan kedua pada hierarki pengendalian adalah substitusi. Substitusi adalah langkah pengendalian risiko yang dilakukan dengan mengganti alat dan bahan berbahaya yang ada pada tempat kerja dengan alternatif yang lebih aman. Urutan ketiga pada hierarki pengendalian adalah rekayasa teknik. Pengendalian rekayasa teknik adalah langkah perubahan struktur kerja pada tempat kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi pengaman pada mesin, memberi struktur pondasi, dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar pekerja dapat terhindari dari paparan potensi bahaya. termasuk merubah struktur obyek kerja untuk mencegah seseorang terpapar potensi bahaya. Urutan keempat pada hierarki pengendalian adalah isolasi. Isolasi merupakan langkah pengendalian yang dilakukan dengan memisahkan pekerja dengan objek kerja. Salah satu contohnya adalah pekerja mengendalikan sebuah mesin dari ruangan yang terpisah dengan menggunakan alat pengendali mesin jarak jauh. Urutan kelima pada hierarki pengendalian adalah pengendalian administrasi. Pengendalian administrasi adalah langkah pengendalian yang dilakukan dengan melakukan pengawasan. Pengawasan yang dilakukan meliputi, memilih tenaga kerja sesuai dengan keahlian mereka, mengatur waktu kerja dan istirahat dengan baik, merancang rotasi kerja agar kejenuhan dan kebosanan dapat berkurang, menetapkan prosedur kerja, mengatur jadwal kerja pekerja dengan baik, dan pelatihan mengenai K3. Hal ini penting untuk mengurangi kemungkinan seorang pekerja terkena potensi bahaya akibat perilaku pekerja mereka sendiri. Urutan keenam pada hierarki pengendalian adalah Alat Pelindung Diri (APD). Pengendalian APD adalah pengendalian yang dilakukan dengan memfasilitasi pekerja dengan alat-alat yang dapat membantu melindungi pekerja dari potensi bahaya dalam lingkungan kerja. Contohnya helm pengaman, sarung tangan, tali pengaman, dan sebagainya. Hasil dan Pembahasan Alur Produksi PT AW Plus UPVC ada perusahaan yang memanufaktur pintu dan jendela berbahan 131