Jawablah pertanyaan berikut. Secara internasional Indonesia telah menjalin kerja sama bilateral, multilatera 1, dan regional dengan negara-negara lain. Paradigma mana yang lebih tepat untuk menjelaskar kerja sama berikut? 2. Kerja sama Indonesia secara bilateral dengan Jepang dan Belanda. 3. Kerja sama Indonesia secara multilateral misalnya dengan negara anggota G20 4. Kerja sama Indonesia secara regional,misalnya dengan ASEAN.

Untuk menjelaskan kerja sama internasional Indonesia, paradigma realisme dan liberalisme dapat digunakan, meskipun dengan penekanan yang berbeda pada masing-masing jenis kerja sama. Tidak ada satu paradigma yang sepenuhnya menjelaskan semua jenis kerja sama, karena setiap jenis kerja sama memiliki nuansa dan motivasi yang berbeda.

Berikut penjelasannya berdasarkan jenis kerja sama:

2. Kerja sama Indonesia secara bilateral dengan Jepang dan Belanda:

Paradigma realisme lebih tepat untuk menjelaskan kerja sama bilateral ini. Realisme menekankan kepentingan nasional dan kekuatan negara sebagai pendorong utama hubungan internasional. Kerja sama bilateral seringkali didorong oleh kepentingan ekonomi (misalnya, investasi, perdagangan), keamanan (misalnya, pertahanan), atau kepentingan politik (misalnya, dukungan diplomatik). Indonesia bekerja sama dengan Jepang dan Belanda karena ada keuntungan timbal balik yang dapat meningkatkan kekuatan dan keamanan nasional masing-masing negara.

3. Kerja sama Indonesia secara multilateral misalnya dengan negara anggota G20:

Paradigma liberalisme lebih relevan di sini. Liberalisme menekankan kerja sama internasional melalui lembaga-lembaga dan norma-norma internasional untuk mencapai keuntungan bersama. Keanggotaan Indonesia dalam G20 menunjukkan komitmen terhadap kerja sama multilateral untuk mengatasi tantangan global seperti ekonomi, kesehatan, dan perubahan iklim. Keuntungan bersama dan saling ketergantungan menjadi pendorong utama kerja sama ini. Meskipun unsur realisme tetap ada (negara-negara besar masih memiliki pengaruh yang lebih besar), kerja sama multilateral lebih menekankan pada norma-norma dan aturan-aturan internasional.

4. Kerja sama Indonesia secara regional, misalnya dengan ASEAN:

Baik realisme maupun liberalisme dapat digunakan untuk menjelaskan kerja sama regional ini, tetapi dengan penekanan yang berbeda. Dari perspektif realisme, kerja sama ASEAN dapat dilihat sebagai cara bagi Indonesia untuk meningkatkan kekuatan dan pengaruhnya di kawasan, mengamankan kepentingan nasionalnya, dan menyeimbangkan kekuatan negara-negara lain di kawasan tersebut. Dari perspektif liberalisme, kerja sama ASEAN dapat dilihat sebagai upaya untuk menciptakan stabilitas regional, mempromosikan pertumbuhan ekonomi, dan mengatasi tantangan bersama melalui kerja sama dan integrasi ekonomi. Dalam praktiknya, kerja sama ASEAN seringkali merupakan perpaduan dari kedua paradigma tersebut.


Kesimpulannya, tidak ada satu paradigma tunggal yang dapat menjelaskan semua jenis kerja sama internasional Indonesia. Pilihan paradigma yang paling tepat bergantung pada konteks spesifik dari kerja sama tersebut dan aspek-aspek yang ingin ditekankan. Seringkali, kombinasi dari beberapa paradigma diperlukan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif.