1. Seorang istri mengajukan gugatan cerai dengan alasan suaminya telah meninggalkar rumah tanpa kabar selama 2 tahun berturut-turut Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam dan UU Perkawinan,apakah alasan tersebut dapat diterima sebagai dasar perceraian?Jelaskan dasar hukumnya! 2. Pak Ahmad yang beragama Islam berencana menikah dengan Ibu Maria yang beragama Katholik.Mereka bermaksud melangsungkar pernikahan di KUA.Bagaimana status hukum rencana perkawinan tersebut menurut peraturan perundang undangan yang berlaku di Indonesia?Berikan solusi yang tepat sesuai hukum! 3. Seorang pria berusia 18 tahun dan seorang wanita berusia 17 tahun hendak melangsungkan pernikahan.Orang tua kedua belah pihak telah menyetujui rencana pernikahan tersebut . Analisis kasus ini berdasarkan ketentuan batas usia perkawinan dalam UU No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan! 4. Sebutkan dan jelaskan perkawinan apa saja yang tidak boleh dilakukan di Indonesia,berikan contohnya serta berikan dasar argumentasi yang kongkret terkait implementasi UU Perkawinan yang berlaku telah/belum memberikan perlindungan hak terhadap suami/ istri dalam ikatan perkawinan? 5. Jelaskan Pengertian dari: a. Pewaris; b. Harta Waris: C. Ahli Waris; d. Hibah;dan e. Wasiat.

1. Alasan Cerai:
Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam dan UU Perkawinan, alasan meninggalkan rumah tanpa kabar selama 2 tahun dapat diterima sebagai dasar perceraian. Dalam Islam, ada konsep "talaq" yang memungkinkan perceraian jika suami meninggalkan istri tanpa alasan yang sah selama jangka waktu tertentu. Di Indonesia, UU Perkawinan juga mengakui hak istri untuk mengajukan cerai jika suami meninggalkan rumah tanpa kabar selama 2 tahun berturut-turut.

2. Status Hukum Pernikahan Antara Agama Berbeda:
Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, pernikahan antara pria Muslim dan wanita Katholik di KUA (Kantor Urusan Agama) tidak diizinkan. Pasal 2 ayat (1) UU 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan bahwa perkawinan hanya sah apabila dilakukan sesuai dengan agasing-masing. Solusinya adalah mereka harus melangsungkan pernikahan di gereja atau tempat ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

3. Batas Usia Pernikahan:
Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, batas usia perkawinan adalah pria minimal 19 tahun dan wanita 16 tahun. Dalam kasus ini, pria berusia 18 tahun dan wanita 17 tahun, sehingga keduanya belum memenuhi syarat usia minimal. Oleh karena itu, pernikahan tersebut tidak sah menurut hukum Indonesia.

4. Perkawinan yang Tidak Boleh Dilakukan di Indonesia:
Beberapa perkawinan yang tidak boleh dilakukan di Indonesia antara lain:
- Pernikahan Poligami: Dilarang bagi pria Muslim menikah lebih dari satu- Pernikahan Campuran Agama: Pernikahan antara pria Muslim dan wanita non-Muslim di KUA tidak diizinkan.
- Pernikahan dengan Keluarga: Pernikahan antara saudara kandung, sepupu, atau kerabat dekat lainnya dilarang.

Contoh implementasi UU Perkawinan yang belum memberikan perlindungan hak terhadap suami/istri adalah kasus-kasus di mana hak-hak istri sering kali tidak dilindungi, seperti dalam kasus perceraian atau ketidaksetujuan terhadap pernikahan campuran agama.

5. Pengertian:
a. Pewaris: Orang yang menerima warisan dari orang yang meninggal.
b. Harta Waris: Segala sesuatu yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dan menjadi milik pewaris.
c. Ahli Waris: Orang yang berhak menerima harta waris berdasarkan hukum atau wasiat.
d. Hibah: Pemberian harta oleh seseorang kepada orang lain tanpa imbalan dan tanpa mengurangi hak-hak waris pewaris.
e. Wasiat: Perintah seseorang untuk memberikan sebagian harta warisnya kepada orang tertentu setelahgal.